SOLOPOS.COM - Hadi Rudyatmo dan Purnomo bersepeda ke Kantor KPU Kota Solo, Minggu (26/7/2015). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Hasil Pilkada Solo menempatkan Rudy-Purnomo kembali ke Balai Kota. Masyarakat sudah mengingatkan sederet masalah yang harus segera diselesaikan.

Solopos.com, SOLO — Publik Kota Solo mulai berekspektasi menyusul terpilihnya pasangan F.X. Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo di Pilkada 2015. Pasangan petahana ini digadang-gadang menyelesaikan masalah drainase kota hingga penyelamatan Sriwedari.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sejumlah harapan warga ini mencuat di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, Minggu (13/12/2015). Di atas banner berwarna putih, pengunjung CFD menuliskan harapannya dengan spidol. Tak jauh dari sana seorang warga membawa banner bergambar Rudy-Purnomo bertuliskan “Selamat Mengemban Amanat Rakyat”.

Seorang warga bernama Kaka menuliskan “Save Sriwedari Pak Rudy, Teruskan Perjuangan Bapak”. Hal itu menyusul sengketa kepemilikan Sriwedari antara Pemkot dan ahli waris yang hingga kini belum berakhir. Seorang warga menuliskan “Save Bahu Jalan, Trotoar, Jalur Lambat, Drainase” menyusul banyaknya alih fungsi sarana tersebut untuk kepentingan lain seperti PKL dan parkir. Ada pula yang mendesak Rudy-Purnomo memberantas korupsi dengan kalimat “No More Anarchy, Kolusi, Korupsi, Nepotisme in My Lovely City.”

Seorang warga Mangkubumen, Asep, 28, menilai pembangunan di tangan Rudy-Purnomo cukup berjalan di periode sebelumnya. Ke depan, ia mendorong Wali Kota memberi perhatian lebih pada kawasan kumuh di Solo. “Seperti di Bantaran Sungai Kali Pepe dan Kali Anyar. Di sana banyak warga miskin yang perlu dientaskan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di CFD.

Seorang warga Kratonan, Doso Juliyatna, 39, melihat tata ruang kota masih menjadi problem yang mesti dibereskan. Dia menyebut normalisasi trotoar dengan memindah parkir kendaraan ke bahu jalan seperti di Jl. Slamet Riyadi bukan solusi yang pas. Selain mengganggu estetika kota, Doso menganggap hal itu memicu kemacetan di masa mendatang. “Semoga rencana penyediaan lahan parkir khusus untuk kendaraan segera direalisasikan,” kata dia.

Seorang warga Laweyan, Sri Kirno, 61, meminta Rudy-Purnomo konsisten mengembangkan pasar tradisional di Solo. Dia melihat pembeli di pasar seperti Pasar Jongke cenderung stagnan. Menurut Kirno, Pemkot perlu memikirkan terobosan seperti yang dilakukan di Pasar Pucangsawit dan Pasar Kembang. “Harus ada sesuatu yang baru agar warga tertarik datang ke pasar.”

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, Nurul Sutarti, mengatakan penetapan hasil pilkada diperkirakan sekitar tanggal 18 Desember. Saat ini KPU masih melakukan penghitungan suara di tingkat panitia pemilihan kecamatan (PPK). Dari hasil scan formulir C1 (rekap suara), pasangan Rudy-Purnomo unggul dengan 169.904 suara (60,39%). Adapun pasangan Anung Indro Susanto-M. Fajri meraih 111.462 suara (39,61%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya