Solopos.com, BOYOLALI–Pedagang petai di berbagai wilayah di Boyolali siap menghadapi puncak musim panen petai.
Salah seorang pedagang petai asal Bulusari, Sidomulyo, Ampel, Suyud Darsono, menyampaikan pada puncak musim panen petai itu pedagang bisa mengangkut 60 karung hingga 70 karung petai ke Jakarta dan sekitarnya sampai Sukabumi.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Saat ini masih berkisar 25 karung hingga 30 karung. Sebentar lagi puncak panen, sehingga harapannya, dalam satu pasaran kami bisa mengangkut 60 karung petai,” kata Suyud, saat ditemui solopos.com, di Pasar Simo, Sabtu (14/12/2013).
Puncak panen petai diperkirakan bakal terjadi dua bulan terakhir. Sementara musim panen petai sendiri sudah terjadi sekitar empat bulan terakhir.
Dia mengatakan, dalam satu karung petai bisa berisi 1.000 keris petai. Sementara, pasaran berjualan petai hanya ada Simo setiap Pahing dan Kliwon serta di Klego setiap Wage dan Legi. Sementara, daerah-daerah yang saat ini masih terus melakukan panen petai di antaranya adalah desa-desa di Simo dan Sambi bahkan pedagang banyak mendapat setoran petai dari Gemolong, Sragen.
Soal harga, dia menceritakan bahwa harga petai saat ini sedang bagus. “Mahal,” imbuh dia.
Satu karung petai, jelas dia, saat ini bisa mencapai harga Rp1,3 juta. Sebelum musim panen saat ini, harga jual petai ke ibukota rata-rata hanya berkisar Rp500.000 hingga Rp600.000 per karung. “Rp1,3 juta per karung ini juga hitungannya sedang turun karena panenan mulai melimpah. Tapi untuk kembali ke harga Rp600.000 sepertinya sulit.”
Sementara pedagang lainnya dari Simo, Ny. Tentrem, juga menyampaikan harga jual petai saat ini terhitung masih mahal. “Bisa mencapai Rp40.000 per ikat. Satu ikat isi 40 keris petai. Jadi satu keeris bisa sampai Rp1.000,” ujar dia.
Meskipun harga naik, permintaan petai tidak turun. Di ibukota, kata dia, selalu ada permintaan petai tetap tinggi.