SOLOPOS.COM - ilustrasi panen padi (JIBI/dok)

Hasil pertanian di Banyumas tetap diserap oleh Bulog.

Kanalsemarang.com, PURWOKERTO-Bulog Subdivisi Regional Banyumas, Jawa Tengah, memastikan bahwa penyerapan gabah dan beras dari petani di wilayah eks Keresidenan Banyumas tidak dihentikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami tidak pernah menghentikan penyerapan hanya saja situasi di lapangan, mereka [mitra kerja Bulog] tidak bisa mengirim beras yang baru sesuai SOP [Standart Operating Procedures], akhirnya banyak yang mundur,” kata Kepala Humas Bulog Subdivre Banyumas M. Priyono di Purwokerto, Jumat (4/12/2015) sore.

Priyono mengatakan hal itu terkait adanya keluhan petani yang menganggap Bulog Banyumas menghentikan penyerapan sehingga mereka kesulitan menjual gabah untuk modal tanam. Dia mengakui penyerapan gabah dan beras terhenti karena tidak ada petani yang panen.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami tidak menghentikan, kami masih menerima asalkan merupakan beras yang masih baru, panenan sekarang ini, dan sesuai kualitas. Jadi, itu berhenti dengan sendirinya sehingga yang masuk pada 2-3 Desember merupakan sisa-sisa kontrak,” jelasnya.

Dalam hal ini, kata dia, beras yang dijual bukan hasil perputaran pasar melainkan beras yang dihasilkan dari gabah simpanan petani. Selain itu, lanjut dia, kualitas gabah dan beras yang dijual ke Bulog harus sesuai dengan ketentuan agar tidak terjadi penolakan.

“Kalau dipaksakan [menjual gabah dan beras yang tidak sesuai ketentuan], mereka tentu akan rugi sendiri karena ditolak terus,” katanya.

Terkait harga gabah kering giling (GKG) di pasaran, Priyono mengatakan bahwa berdasarkan hasil pantauan di lapangan, harga GKG saat ini mencapai Rp5.700 per kilogram. “Saat ini harga GKG sedang tinggi-tingginya. Kalau Rp4.600-Rp4.700 per kilogram mungkin GKP [Gabah Kering Panen],” katanya.

Ia mengakui beberapa daerah di wilayah kerja Bulog Banyumas ada yang akan segera memasuki musim panen seperti Sampang, Kabupaten Cilacap. Akan tetapi, kata dia, panen padi tersebut masih bersifat sporadis dan hasilnya hanya sedikit sehingga belum bisa berdampak pada penurunan harga beras di pasaran.

Seperti diwartakan, seorang petani di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Maman mengeluhkah langkah Bulog Banyumas yang menghentikan penyerapan gabah dan beras dengan alasan sudah tidak ada panen padi.

“Padahal, stok gabah di petani sebenarnya masih banyak dan akan dijual ketika memasuki musim tanam. Nah, saat ini petani sudah memasuki musim tanam sehingga akan jual gabah untuk modal,” katanya.

Oleh karena tidak ada lagi penyerapan yang dilakukan oleh Bulog, kata dia, petani akhirnya kebingungan untuk menjual gabah mereka agar bisa mendapat keuntungan meskipun hanya sedikit.

Menurut dia, harga gabah kering giling (GKG) di pasaran saat ini hanya berkisar Rp4.600-Rp4.700 per kilogram.

“Pasar hanya mau beli gabah dengan kisaran harga Rp4.600-Rp4.700 per kilogram sehingga petani tidak bisa mendapatkan nilai tambah yang mereka butuhkan untuk biaya produksi tanam padi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya