SOLOPOS.COM - Virus herpes (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO-Banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus Epstein Barr atau virus herpes, salah satu virus paling umum di dunia dapat membuat beberapa orang berpotensi mengalami multiple sclerosis. Multiple sclerosis (MS) merupakan penyakit yang terjadi ketika sel-sel sistem kekebalan secara keliru menyerang lapisan pelindung pada serabut saraf, yang berpotensi melumpuhkan seseorang.

Sebetulnya, virus herpes telah lama diduga berperan dalam perkembangan penyakit autoimun atau multiple sclerosis ini. Virus tersebut ditularkan melalui air liur dan pada orang yang telah terinfeksi virus ini, mereka akan mengalami gejala berupa demam, sakit tenggorokan dan radang kelenjar getah bening di leher. “Ini adalah hubungan yang sulit dibuktikan karena hampir semua orang terinfeksi Epstein Barr, ketika mereka di usia anak-anak atau dewasa muda. Akan tetapi, hanya sebagian kecil yang mengembangkan MS,” catat para peneliti, melansir ABC News dan Bisnis.com, Minggu (16/1/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: 3 Hal yang Harus Anda Pikirkan Sebelum Balikan dengan Mantan Pasangan

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, pada Kamis (13/1/2022) para peneliti Harvard melaporkan salah satu studi yang mendukung teori Epstein Barr tentang virus herpes yang bisa menyebabkan multiple sclerosis. Mereka melacak sampel darah dari lebih dari 10 juta orang di militer AS yang disimpan dan menemukan risiko MMS meningkat 32 kali lipat setelah infeksi Epstein Barr. Militer secara rutin melakukan tes darah kepada anggotanya dan para peneliti memeriksa sampel yang disimpan dari 1993 hingga 2013 untuk mencari antibodi yang menunjukkan infeksi virus.

Hasilnya, hanya 5,3 persen dari anggota militer yang tidak menunjukkan tanda-tanda Epstein Barr saat mereka bergabung dengan militer. Para peneliti lalu membandingkan 801 kasus MS, yang kemudian didiagnosis selama periode 20 tahun dengan 1.566 anggota layanan yang tidak pernah menderita MS.

Dalam studi tersebut, mereka menemukan hanya satu dari pasien MS yang tidak memiliki bukti virus Epstein Barr sebelum diagnosis. Dan, walaupun mereka telah mencarinya secara intensif, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa ada infeksi virus lain yang berperan. “Temuan sangat menyarankan bahwa infeksi Epstein Barr adalah ‘penyebab dan bukan konsekuensi dari MS,” kata Alberto Ascherio dari Harvard TH Chan School of Public Health, sekaligus penulis studi.

Baca Juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Segera Diproduksi di Indonesia

Dalam laporan yang dimuat di jurnal Science, mereka menyebutkan bahwa ini jelas bukan satu-satunya faktor, mengingat sekitar 90 persen orang dewasa memiliki antibodi yang menunjukkan bahwa mereka memiliki Epstein Barr. Virus Epstein Barr dikenal sebagai penyebab mononukleosis menular. Virus yang tetap tidak aktif di dalam tubuh setelah infeksi awal, juga telah dikaitkan dengan perkembangan beberapa penyakit autoimun dan kanker langka di kemudian hari.

Meskipun masih belum jelas mengapa hal ini terjadi, ada kemungkinan yang disebut mimikri molekuler, yang berarti protein virus mungkin terlihat sangat mirip dengan beberapa protein sistem saraf sehingga menginduksi serangan kekebalan yang keliru. Terlepas dari itu, Wakil Presiden untuk penelitian di National Multiple Sclerosis Society Mark Allegretta mengatakan, studi baru ini adalah bukti terkuat bahwa Epstein Barr berkontribusi menyebabkan MS.

“Dan itu membuka pintu untuk mencegah MS, dengan mencegah infeksi Epstein Barr,” kata Allegretta. Saat ini, berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin Epstein Barr termasuk studi kecil yang baru saja dimulai oleh Moderna Inc., yang dikenal dengan vaksin mRNA Covid-19 nya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya