SOLOPOS.COM - Terapi regeneron disebut mampu kurangi keparahan pada pasien Covid-19. (ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO--Berdasarkan sebuah penelitian di Inggris, terapi regenoren disebut-sebut dapat membangun antibodi terhadap coronavirus. Terapi tersebut dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceuticals dan Roche.

Lantas seperti apa terapi regeneron? Benarkah ampuh mengurangi komplikasi Covid-19?  Simak ulasannya di info sehat kali ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dokter dari Klikdokter.com, Atika, terapi regeneron bekerja menggunakan antibodi monoklonal atau antibodi buatan. Terapi ini bertujuan membuat antibodi seseorang lebih kuat dalam melawan virus corona.

Baca Juga: Apa Kabar Penelitian Ganja untuk Obat Virus Corona?

Antibodi tersebut dirancang untuk meniru antibodi yang dihasilkan secara alami ketika sistem kekebalan tubuh melawan virus corona.
Suntikan obat regeneron ini sudah memiliki izin darurat di Amerika Serikat (AS). Terapi ini dapat diberikan untuk orang yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang.

Sedangkan di Eropa, terapi regeneron telah diberikan pada pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit.  Tindakan ini ditemukan dapat mengurangi seperlima kematian dari pasien Covid-19 yang belum memiliki respons antibodi atau dikenal sebagai seronegatif.

Bahkan, menurut laporan penelitian, ada enam kematian lebih sedikit untuk setiap 100 pasien seronegatif yang diberikan terapi regeneron.

Lalu, tidak ditemukan adanya efek samping dari mereka yang telah mengembangkan respon antibodi alami (seropositif) di dalam tubuhnya.

Terapi regeneron juga dapat mempersingkat waktu rawat inap bagi pasien seronegatif. Terapi ini pun bisa mengurangi kemungkinan pasien membutuhkan ventilator mekanis.

Baca Juga: Begini Cara Mengelola Limbah Masker Sebelum Dibuang ke Tempat Sampah

Dilansir dari WebMD, selain mengurangi keparahan gejala, terapi regeneron juga bisa mencegah seseorang jatuh sakit ketika pertama kali terpapar Covid-19. Artinya, terapi ini membantu memberikan perlindungan kepada orang-orang yang belum divaksinasi.

Sebuah uji klinis mengamati 1.500 orang yang tinggal bersama dengan orang positif Covid-19. Hasilnya orang yang mendapat terapi regeneron memiliki kemungkinan 81 persen lebih kecil untuk sakit akibat Covid-19 dibandingkan dengan peserta yang mendapatkan plasebo.

Dokter penyakit menular dari Rumah Sakit Umum Massachusetts di AS, Rajesh Gandhi,  mengatakan temuan ini menjanjikan bagi orang-orang yang belum divaksinasi.

Namun dia mencatat, bahwa ada pasien tertentu yang tidak bisa diberikan terapi regeneron. Misalnya, terapi ini mungkin tidak bisa diberikan kepada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh dan kondisi pasien lain yang tidak termasuk ke dalam uji klinis.

“Jadi, terapi baru yang cukup menjanjikan. Meski begitu, kita tetap harus menunggu sampai uji klinisnya selesai. Setelah itu, kita harus menunggu rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia [WHO] dan termasuk di Indonesia harus menunggu rekomendasi dari Kemenkes,” ucap Atika seperti mengutip laman Klikdokter.com, Senin (21/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya