SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin booster untuk nakes. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO  — Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI membuktikan bahwa suntikan vaksin Covid-19 efektif menurunkan risiko infeksi, kemungkinan perawatan, dan kematian bagi tenaga kesehatan. Penelitian ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

Dikutip dari laman Kemkes.go.id, Rabu (17/11/2021), studi tersebut mengamati kasus konfirmasi positif Covid-19, perawatan, dan kematian karena Covid-19 pada tiga kelompok tenaga kesehatan yaitu mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama, vaksinasi lengkap (dosis kedua), dan yang belum divaksinasi. Para tenaga kesehatan ini mayoritas mendapatkan vaksin Sinovac. Studi ini dilakukan dalam kondisi pandemi yang dinamis, pada periode Januari-Juni 2021.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, mengatakan sebanyak 5% dari tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi Covid-19 pada periode April-Juni 2021. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi COVID-19 pada periode Januari-Maret 2021 yang jumlahnya hanya 0.98%.

Baca juga: Duh! Menkes Sebut Vaksin Covid-19 di Jateng dan DIY Segera Kedaluwarsa

Meski demikian, jumlah tenaga kesehatan yang telah divaksinasi lengkap yang harus dirawat jauh lebih rendah (0,17%) ketimbang mereka yang belum divaksinasi (0,35%). Hal ini menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini digunakan efektif terhadap mutasi virus corona.

”Sampai saat ini belum ada penelitian ataupun bukti ilmiah yang menunjukkan vaksin yang telah diproduksi dan telah digunakan di berbagai belahan dunia tidak bisa melindungi kita dari virus varian baru ini. Vaksin yang digunakan dalam upaya kita melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif,” tegas dr. Nadia.

Suntikan vaksin Covid-19 juga terbukti efektif mencegah risiko penularan maupun perburukan kondisi akibat infeksi virus corona. Hal tersebut dialami oleh Asri, seorang warga Colomadu, yang sempat terinfeksi virus corona pada Oktober 2021 kemarin. Dia tidak tahu pasti siapa yang menularkan virus tersebut kepada dirinya beserta sang suami. Namun, lantaran sudah mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama, infeksi virus corona di tubuhnya tidak terlalu parah.

Baca juga: Vaksin Johnson and Johnson Mulai Diberikan di Karanganyar

Dia tidak menjalani perawatan di rumah sakit tetapi isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan bidan desa. Gejala yang dialami akibat infeksi virus corona juga cukup ringan. Selama 14 hari menjalani isolasi mandiri, Asri dan suaminya hanya mengalami anosmia, batuk kering, demam, dan sesekali sesak napas ketika malam hari.

“Alhamdulillah setelah vaksin malah positif Covid-19 gejalanya tidak berat. Bisa isolasi mandiri di rumah, jadi tidak khawatir berlebihan dan bisa sembuh lebih cepat,” terangnya kepada Solopos.com, Rabu (17/11/2021).

Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, kini Asri menunggu waktu tiga bulan untuk mendapatkan suntikan vaksin. Dia pun juga sangat disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak kembali terinfeksi virus corona.

Seperti diketahui, penerapan protokol kesehatan merupakan benteng utama untuk melindungi diri dari penularan virus Covid-19. Oleh sebab itu dr Nadia berpesan agar masyarakat selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan.

”Karena kemungkinan kita untuk terpapar virus akan tetap ada namun kemungkinan untuk penderita gejala parah akan semakin kecil,” pesannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya