SOLOPOS.COM - Ilustrasi petir. (Burhan Aris Nugroho/JIBI/SOLOPOS)

Solopos.com, WASHINGTON – Sambaran petir akan meningkat sebanyak 12 persen di Amerika Serikat (AS) pada kenaikan rata-rata setiap satu derajat Celsius temperatur udara global.

Kesimpulan itu diungkap beberapa peneliti AS yang mempelajari dampak pemanasan global pada kegiatan petir.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Penelitian itu telah memperlihatkan sambaran petir lebih sering terjadi ketika udara lebih panas dibandingkan dengan ketiga udara lebih dingin. Namun sulit untuk mengetahui berapa banyak petir yang bisa diperkirakan saat temperatur global terus naik.

Ekspedisi Mudik 2024

Perkiraan sebelumnya telah meramalkan sambaran petir dapat meningkat antara lima persen dan 100 persen bagi setiap kenaikan satu derajat Celsius temperatur udara global.

Di dalam studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Science tersebut, David Romps dari University of California, Berkeley, dan rekannya memperkirakan dua properti atmosfer, yang dikenal sebagai kemampuan mengapung awan dan pengendapan, secara bersama mungkin menjadi penunjuk terjadinya petir.

Para peneliti itu mengabsahkan hipotesis mereka dalam berbagai pengamatan, dan kemudia menerapkannya dalam 11 model cuaca global untuk meramalkan peningkatan sambaran petir pada masa depan di seluruh Benua Amerika, wilayah tempat sambaran petir sering terjadi, dan dicatat dengan baik.

Temuan mereka, yang disiarkan pada Kamis (13/11/2014), menunjukkan sambaran petir akan meningkat sebanyak 12 persen, dari jumlah tahunan saat ini sebanyak 25 juta, bagi kenaikan setiap satu derajat Celsius temperatur udara global.

Cedera

Makin banyak sambaran petir berarti makin banyak orang cedera, kata Romps, sebagaimana diberitakan Xinhua, Sabtu (15/11/2014). Ia memperkirakan jumlah orang yang disambar petir setiap tahun berkisar dari ratusan sampai hampir seribu orang, dan sejumlah orang tewas.

Dampak penting lain dari peningkatan sambara petir, katanya, ialah makin banyak terjadi kebakaran hutan.

Para peneliti tersebut mengatakan metode mereka juga dapat digunakan untuk menilai perubahan masa depan jumlah sambaran petir di berbagai bagian lain dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya