SOLOPOS.COM - ilustrasi pesawat terbang (space.com)

Hasil penelitian menunjukan pesawat harus terbang lebih lama akibat pemanasan global

Solopos.com, SOLO – Pemanasan global telah menjadi isu besar dalam beberapa tahun terakhir. Semakin hari, dampak pemanasan global semakin terasa. Bukan hanya manusia dan makhluk hidup, fenomena itu juga berdampak pada pesawat terbang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hasil studi yang dirilis Perhimpunan Peneliti dari Woods Hole Oceanographic Institution, Massachussetts, Amerika Serikat (AS) menyebutkan pesawat terbang harus mengudara 11 menit lebih lama karena perubahan kecepatan angin secara tiba-tiba. Perubahan kecepatan angin tersebut merupakan dampak dari pemanasan global yang terjadi di permukaan Bumi.

“Hal ini sebenarnya masalah yang simpel. Ketika jumlah CO2 di atmosfer terlalu banyak, maka suhu udara di dunia akan meningkat. Akibat dari perubahan suhu udara itu adalah perubahan sirkulasi arah angin. Karena hal itu, pesawat harus berjuang lebih keras untuk mendarat,” jelas salah satu anggota Perhimpunan Peneliti, Dr. Kris Karnauskas.

Seperti dilansir Dailymail.co.uk, Selasa (14/7/2015), bertambahnya waktu mendarat itu bisa mengakibatkan pesawat terbang membutuhkan tambahan bahan bakar sebanyak 4,5 miliar liter. Jumlah itu setara dengan 10 miliar kilogram emisi karbondioksida setiap tahunnya.

“Waktu mendarat yang lebih lama berakibat konsumsi bahan bakar yang meningkat. Konsekuensinya jumlah CO2 di atmosfer juga meningkat dan berimbas pada perubahan cuaca dan sirkulasi angin,” beber Dr. Kris Karnauskas (Guruh Putra Tama/JIBI/Solopos.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya