<p lang="zxx"><strong>Solopos.com, SOLO –</strong> Sampai saat ini, masih banyak orang beranggapan kanker paling sering terjadi karena keturunan. Padahal, faktanya tidaklah demikian. Gaya hidup yang buruk juga bisa menjadi penyebab <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180703/485/925592/awas-lap-dapur-bisa-jadi-sarang-bakteri-dan-kuman-penyakit">kanker</a>.</p><p lang="zxx">Dikutip dari <em>CNBC, </em>hasil penelitian terbaru yang dilakukan periset dari Universitas Sorbonne, Paris, Prancis, terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan olahan meningkatkan risiko kanker. Penelitian ini dilakukan dengan memeriksa catatan medis dari 100.000 orang dewasa.</p><p lang="zxx">Hasilnya, <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180626/485/924394/bagaimana-cara-benar-menyantap-pizza">makanan cepat saji</a> dan olahan seperti nugget, roti, burger, manisan, daging olahan, dan soda meningkatkan risiko kanker. Semua makanan itu umumnya mengandung zat tambahan berupa perasa, pemanis, pengawet, penyedap, serta garam yang harus dibatasi konsumsinya.</p><p lang="zxx">Hasil reiset yang diterbitkan dalam <em>British Medical Journal </em>itu menjelaskan makanan olahan meningkatkan risiko kanker hingga 12 persen. Risiko itu bisa dihindari dengan cara melakukan diet sehat. Sayangnya, masih banyak orang mengonsumsi makanan olahan sebagai menu harian saat <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180704/485/925846/4-tanda-diet-terlalu-ketat">diet</a> yang justru berbahaya bagi kesehatan.</p><p lang="zxx">Tapi, bukan berarti Anda tidak boleh mengonsumsi makanan olahan. Anda boleh saja mengonsumsi makanan tersebut dengan jumlah yang dibatasi. Selain itu, tambah porsi sayur dan buah-buahan untuk menjaga kebugaran tubuh.</p><p lang="zxx"> </p>
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima