SOLOPOS.COM - Koronavirus (Wikipedia)

Hasil penelitian dari beberapa peneliti berhasil mengambil gambar dari virus penyebab SARS dan MERS

Solopos.com, SOLO — Kolaborasi beberapa peneliti dari Universitas Washington (UW), Amerika Serikat, Institusi Pasteur, dan Universitas Utrecht, Belanda, berhasil mengambil gambar berkualitas dari Koronoavirus dalam suatu sel di dalam tubuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip dari Ubergizmo, Senin (29/2/2016), hasil penelitian ini dapat membantu dalam menemukan ide untuk memerangi dan mengalahkan Koronoavirus itu dengan vaksin atau antivirus yang andal. Penelitian Koronoavirus dipimpin oleh salah seorang asisten profesor biokimia dari UW, David Veesler.

Dari hasil penelitian terkuak, virus dengan mahkota berduri tertanam di seluruh bagian tubuhnya adalah satu-satunya penyebab dari penyakit influenza berkepanjangan dan beberapa tipe pneumonia di seluruh dunia.

Koronoavirus adalah virus yang sering mengakibatkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus (SARS-CoV) pada 2002 silam dan Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV) di tahun 2012, yang tingkat terjangkitnya sebesar 10%-37% di tahun tersebut.

Hasil penelitian berhasil menunjukkan tampilan foto Koronoavirus  dengan sangat jelas dan berwarna, dengan menggunakan mikroskop super dan superkomputer sebagai media utama pengambilan gambar mekanisme infeksi virus ini.

Koronoavirus merupakan virus yang memiliki kemampuan yang andal untuk menginfeksi calon korbannya, termasuk manusia atau hewan mamalia. Ketika Koronoavirus masuk ke tubuh, virus ini dapat menyebabkan penyakit pneumonia. Penyakit ini tergolong penyakit yang masih ringan, apabila disebabkan oleh Koronoavirus.

Penyakit terparah yang diberikan Koronoavirus adalah SARS dan MERS yang mencapai 37% kemungkinan terjangkit setelah virus ini ada dalam tubuh. Bahayanya, sampai saat ini tidak ada antigen atau obat untuk melawan penyakit tersebut.

Virus ini terkenal sangat efektif saat menyebarkan dan menjajah sel di dalam tubuh. Dengan transmembrane spike glycoprotein, atau mahkota berduri yang bisa melepaskan diri atau menusuk apabila bersentuhan dengan sel lain, Koronoavirus dengan mudah tersebar, masuk ke dalam sel dan berkembang.

Para tim peneliti terkait menggunakan teknik mikroskop satuan partikel cryo-electron untuk mengambil gambar dari duri-duri dari Koronoavirus  yang menjadi senjata garis depan dari virus ganas ini. Peneliti kemudian mengatur gambar dengan resolusi sebesar empat angstrom, atau puluhan nanometer.

Dengan hasil penelitian ini, tim-tim peneliti sangat yakin dalam waktu dekat akan menemukan kelemahan dari Koronoavirus . Peneliti juga menemukan Koronoavirus memiliki mahkota berduri dengan tambahan campuran bahan kimia amino dan asam yang saling mengikat. Percampuran bahan kimia ini membuat virus dengan mudah masuk ke sel dalam tubuh.

“Kami harap, kami menemukan kelemahan dari monster kecil ini secepatnya. Secepatnya berarti dalam waktu terdekat ini. Saat ini memang kami sangat terbantu karena bisa mengambil gambar dan meneliti kegiatan dari Koronavirus beserta senjata utamannya. Kami harus mencari kelemahan dari mahkota duri yang memiliki semacam senjata kimia yang senantiasa bertarung di garis depan,” ujar Veesler. Ardhon Purtama Putra/JIBI/Solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya