SOLOPOS.COM - Ilustrasi menggunakan Internet (news.com.au)

Solopos.com, JAKARTA–Rasa ingin tahu berlebihan dalam bahasa gaul disebut kepo. Ternyata kepo bermanfaat untuk otak. Seringkali, rasa ingin tahu berlebihan tersebut mengganggu orang lain. Padahal, studi ini menyebutkan ‘kepo’ juga bermanfaat untuk otak.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Neuron ini memberikan bukti ilmiah mengapa orang yang sangat ingin tahu biasanya lebih pintar dan kreatif. Sebabnya, rasa ingin tahu merangsang neuron otak untuk lebih mudah menyerap hal-hal baru.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Penelitian kami menyebutkan bahwa ketika seseorang berada dalam kondisi sangat ingin tahu, ada motivasi yang tumbuh secara tak sadar dalam dirinya dan itu sangat membantu proses menangkap informasi baru,” tutur Profesor Charan Ranganath, peneliti dari University of California, Davis, Amerika Serikat, dikutip dari ABC Australia, Sabtu (4/10/2014) sebagaimana dikutip Detik.

Penelitian ini dilakukan Prof Charan kepada 19 mahasiswa yang berusia 18 hingga 31 tahun. Mereka diberikan beberapa pertanyaan soal pengetahuan umum, dan ketika ada pertanyaan yang tidak bisa dijawab, mereka diminta untuk menyebutkan angka untuk mengukur skala keingintahuan mereka.

Setelah itu, para partisipan diminta untuk melakukan scan MRI, sembari diberikan pertanyaan yang membuat mereka paling penasaran. Ternyata, hasil scan MRI menujukkan bahwa pertanyaan yang paling membuat mereka penasaran membuat neuron-neuron di otak menjadi lebih lebar dan terbuka untuk informasi baru.

“Hasil tes MRI menunjukkan bahwa rasa ingin tahu menghasilkan reaksi yang sama seperti ketika kita ditawari uang Rp 200.000 atau makanan enak,” sambungnya lagi.

Profesor John Hodges dari Neurology Research Australia (NEURA) mengatakan bahwa studi ini menjadi bukti ilmiah bahwa rata-rata orang yang ingin tahu mempunyai otak yang lebih encer. Untuk itu ia berharap agar penelitian ini dapat dikembangkan.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa bagian otak nucleus accumbens menjadi aktif ketika ada rasa ingin tahu. Padahal sebelumnya, bagian otak ini selalu dikaitkan dengan kecanduan dan video game,” tuturnya.

“saya harap penelitian ini dapat membuat terobosan baru soal proses belajar mengajar di sekolah. Jika diterapkan, tentunya hasil yang didapat murid juga akan lebih maksimal karena mereka belajar secara natural,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya