SOLOPOS.COM - Ilustrasi wawancara kerja

Hasil penelitian menyebutkan 60 persen justru pelamar kerja berbohong saat wawancara.

Solopos.com, SOLO – Penurut penelitian sebanyak 60 persen pelamar kerja berbohong saat wawancara kerja. Fakta tersebut dikemukakan oleh pakar Grafologi, Deborah Dewi. Tujuan dari kebohongan itu tentu saja agar diterima

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikatakan oleh Dewi, kejujuran atau kebohongan seseorang dapat diketahui melalui hasil analisis tulisan tangan miliknya. Bila karakter yang ditunjukkan sesuai dengan karakter dari tulisan tangannya, berarti dia jujur.

“Tulisan tangan sendiri adalah hasil interaksi dari banyak struktur dan sirkuit di otak, itulah mengapa jika tidak memiliki tangan, seseorang masih bisa menulis dengan kaki, mulut atau bahkan anggota tubuh lainnya. Karena semua digerakkan oleh otak, maka tulisan tangan bisa dianalisis untuk melihat kepribadian penulisnya,” kata Dewi, dalam keterangan pers.

Diberitakan Antara, Dewi mengatakan analisis tulisan tangan dan ilmu deteksi kebohongan dapat membantu proses perekrutan karyawan dan rekan usaha yang sesuai yang dibeberkan dalam Festival Bohong Indonesia 2015 yang digelar pada 7 – 21 November 2015.

Menurut ahli deteksi kebohongan, Handoko Gani, semua orang bisa memperkaya diri untuk mempelajari cara deteksi bohong dengan cara memodifikasi pertanyaan-pertanyaan dan cara mengorek informasi (interview) agar bisa optimal menggali informasi sejujur-jujurnya. Cara ini efektif untuk membantu agar tidak mudah dibohongi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya