SOLOPOS.COM - Ilustrasi duduk terlalu lama di meja kerja (Active.com)

Hasil penelitian mengungkapkan sebanyak 433.000 orang mati karena kebanyakan duduk.

Solopos.com, SOLO — Menurut hasil penelitian, hampir 4% dari semua kematian atau sekitar 433.000 per tahun terjadi karena orang-orang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam sehari hanya untuk duduk. Hasil ini terbilang mencengangkan lantaran duduk lazimnya tidak dimasukkan ke dalam aktivitas berbahaya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Berbagai penelitian selama beberapa dekade terakhir telah menunjukkan duduk dalam waktu yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko kematian. Hal ini terlepas dari apakah Anda berolahraga atau tidak.

Studi baru yang dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine seperto dikutip dari The Health Site, Jumat (23/9/2016), sekarang memperkirakan proporsi kematian disebabkan efek kursi dalam populasi 54 negara, menggunakan data dari tahun 2002 sampai 2011.

“Hal ini penting untuk meminimalkan perilaku menetap (duduk terlalu lama) untuk mencegah kematian prematur di seluruh dunia,” kata penulis utama studi, Leandro Rezende dari University of Sao Paulo di Brasil.

Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari 60% dari orang di seluruh dunia menghabiskan lebih dari tiga jam sehari untuk duduk. Rata-rata pada orang dewasa adalah 4,7 jam per hari untuk duduk. Ini adalah penyebab di balik 3,8% dari kematian.

Lebih lanjut, Leandro menekankan, mengurangi jumlah waktu duduk dapat meningkatkan harapan hidup sebesar 0,20 tahun di negara-negara yang dianalisis. Mengurangi jumlah waktu duduk sekitar dua jam, akan berarti 2,3% penurunan angka kematian.

Karena itu, menurut Leandro, tindakan yang bertujuan mengatasi faktor penentu di balik sering duduk terlalu lama sangat diperlukan. Leandro mengatakan, beberapa negara telah melakukan kampanye untuk mengatasi masalah ini.

“Misalnya, kampanye kesehatan dikembangkan untuk mempromosikan aktivitas fisik di kalangan perempuan di Tonga (Oceania). Kemudian, ada juga bicycle-sharing system yang dikembangkan di Iran, begitu pun sistem transportasi yang berkelanjutan di Jerman,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya