SOLOPOS.COM - Warga binaan Lapas Cebongan memberikan suaranya dalam Pemilihan Umum Legislatif, di ruang aula Lapas setempat Rabu (9/4/2014). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Solopos.com, SUKOHARJO–Pemungutan suara di Sukoharjo pada Rabu (9/4/2014) tak dibarengi penghitungan sementara atau penghitungan cepat (quick count) oleh semua pihak yang ada di Sukoharjo.

Pada Rabu sore, Solopos.com mendatangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo. Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto, mengatakan pihaknya tidak melakukan penghitungan setelah mendapat imbauan dari KPU Pusat dan KPU Provinsi. “Data bisa diakses langsung ke website KPU pusat. Data dari TPS langsung kami scan dan terbaca di KPU pusat,” ujarnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Solopos.com juga menghubungi anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Sukoharjo, Cecep Choirul Sholeh, Rabu. Melalui pesan singkat, ia mengatakan pihaknya tidak melakukan quick count atau semacamnya. “Tidak ada [qiuck count],” tulisnya dalam short messege service (SMS) kepada Solopos.com.

Sejumlah fungsionalis partai politik (parpol) peserta Pemilu 2014 di Sukoharjo juga menyatakan tak melakukan quick count khusus untuk DPRD Sukoharjo. Tercatat, Solopos.com berusaha menghubungi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Gerindra dan Partai Nasdem.

“Ni dibarengkan dengan format DPP. Jadi maaf kami tidak buat hitungan sendiri,” tulis Ketua DPD PKS Sukoharjo, Bimawan, melalui SMS kepada Solopos.com, Rabu.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo juga tak melakukan hitung cepat atau hitung sementara pada Rabu. Pengamat politik dan hukum UNS, Moh. Jamin, menilai quick count sejatinya sangat penting bagi proses akuntabilitas kepada publik. Dengan quick count, kata dia, publik bisa mengawal hasil Pemilu.

“Quick count bisa menunjukkan transparansi atau kejujuran. Kalau tertutup, patut dicurigai ada ketidak jujuran atau manipulasi,” ujarnya ketika dihubungi Rabu malam.

Ia berpendapat hasil hitung cepat dapat memberikan gambaran kepada masyarakat. Pasalnya, masyarakat ingin mendapatkan hasil Pemilu dengan cepat. “Quick count bisa jadi referensi atau pegangan masyarakat. Masyarakat tak bisa terlalu lama menunggu hasil,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya