SOLOPOS.COM - Direktur Eksekutif Political Communication Institute Heri Budianto (Twitter.com)

Solopos.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Political Communication Institute Heri Budianto mengemukakan analisisnya tentang pemilihan calon anggota lembaga legislatif (caleg) pada Pemilu 2014. Dia menyoroti adanya dua partai yang semula diperkirakan bakal mendapat suara tidak terlalu signifikan, nyatanya justru bisa memperoleh suara di atas 5%.

Heri di hadapan insan media massa di Jakarta, Jumat (11/4/2014), mengatakan perolehan suara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang mencapai 6% disebutnya di luar dugaan berbagai pihak. Sejumlah lembaga survei selama ini memprediksi Partai Nasdem tidak akan lolos parliamentary threshold 3,5%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Heri memprediksi faktor yang menyebabkan Partai Nasdem bisa lolos, bahkan memperoleh suara signifikan, bisa berasal dari pemberitaan di media massa ataupun gagasan Nasdem yang membawa perubahan berhasil menarik simpati publik.

Rhoma Effect

Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar berhasil meraih suara 9% pada Pemilu 2014. Jumlah itu meningkat 100% dari perolehan suara PKB pada Pemilu 2009 lalu.

Sekjen PKB Imam Nahrawi tidak membantah bahwa kenaikan elektabilitas PKB disebabkan karena kehadiran sejumlah tokoh nasional yang bergabung ke PKB seperti Raja Dangdut Rhoma Irama dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD.

“Ada yang bilang Rhoma effect, Mahfud efek, Muhaimin efek, dan caleg efek, saya kira semua pihak turut berkontribusi terhadap pencapaian ini,” kata Imam. Meskipun berhasil meningkatkan perolehan suara, tetapi Imam mengaku pencapaian tersebut masih dibawah target yang ingin dicapai oleh PKB yaitu 11,4%.

Mengenai keputusan koalisi, Imam mengaku pihaknya sangat terbuka terhadap ajakan maupun tawaran koalisi dari parpol lainnya. Namun, dia menegaskan bahwa PKB masih mengutamakan target untuk dapat mengusung capres.

“Silakan yang ingin berkoalisi, tapi kami punya dua capres, yaitu Rhoma dan Mahfud, kalau ingin berkoalisi tentu harus menerima keduanya,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya