SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Petani Desa Gentan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, merasa dirugikan hingga Rp9 juta oleh PT Sigenta terkait dengan penanaman jagung di desa tersebut. Pasalnya PT Sigenta telah melarikan jagung petani tanpa memberikan uang atas panen jagung yang sudah dilakukan oleh petani. Terlebih lagi PT Sigenta sudah membawa semua hasil panen petani.

Salah satu petani Desa Gentan, Suyono, mengatakan dulu memang PT Sigenta sebagai pihak ketiga memberikan bibit jagung kepada para petani untuk ditanam. Namun setelah bibit itu ditanam, rupanya hasil jagungnya tidak memuaskan. Selain itu, sambung Suyono, pihak PT Sigenta juga membiarkan para petani untuk jalan sendiri dalam proses penanaman jagung tanpa ada pengarahan maupun pengawasan dari pihak ketiga tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Hanya saat awal-awal tanam diawasi, tapi selanjutnya tidak rutin diawasi sehingga kami juga bingung harus bagaimana,” ujar Suyono di kantor Desa Gentan, Rabu (9/1/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut ia mengatakan, sebelum jagung bantuan ditanam, ada Memorandum of Understanding (MoU) atau kesepakatan antara petani dengan PT Sigenta. Dalam kesepakatan itu antara lain jaung yang telah ditanam oleh petani itu akan dibeli oleh PT Sigenta Rp2.300 per satu kilogram. Namun hingga kini produksi jagung oleh petani itu belum dibayar.

Petugas pengairan atau Ulu-ulu Desa Gentan, Sartono, yang menyaksikan penandatanganan MoU tersebut, mengatakan perjanjian antara PT Sigenta dengan petani itu ditandatangani oleh perwakilan petani pada 10 Maret 2012 lalu. Setelah jagung dipanen, PT Sigenta yang diwakili oleh seseorang bernama Ghani, menjanjikan akan melunasi pembelian jagung antara 15 Juni-15 Juli lalu. Namun hingga kini Ghani tidak bisa dihubungi.

Sementara itu, petugas pengendali hama penyakit di Desa Gentan, Sumarjo, mengatakan dalam proses penanaman jagung, banyak jagung petani yang terserang hama dan dimakan oleh tikus. Namun saat itu, sambungnya, hasil panen jagung yang buruk itu masih dibawa oleh petani tanpa ada pembayaran sepeser pun.

“Kami sudah mencari alamat kantor PT Sigenta dan akan meminta pertanggungjawabannya. Jangan-jangan apa yang menimpa petani Gentan itu juga menimpa petani di daerah lain,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya