SOLOPOS.COM - Kelompok kriminal bersenjata atau KKB yang mengaku sebagai Tentara Hutan menembak mati warga di Intan Jaya Papua. (Detikcom-Polda Papua)

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia alias Komnas HAM, Rabu (4/11/2020), menemui Menko Polhukam Mahfud MD. Mereka menyerahkan hasil investigasi peristiwa kekerasan di Intan Jaya, Papua yang terjadi September 2020.

"Pertama ada yang sama persis, di antara kami. Menko Polhukam dan Komnas HAM itu sama persis memiliki keinginan dalam melaksanakan penegakan perlindungan hak asasi manusia yang jauh dari kekerasan dalam menyelesaikan masalah," ujar Mahfud melalui keterangan resmi, Rabu (4/11/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mahfud MD menegaskan laporan yang diterima dari Komnas HAM tersebut akan disampaikan ke Presiden, dan segera ditindaklanjuti melalui jalur yang tersedia, yaitu penegakan hukum tanpa pandang bulu kepada siapapun.

Beda 17 Tahun, Ciuman Lee Do-hyun dan Kim Ha-neul di 18 Again Dikecam

Ekspedisi Mudik 2024

Hasil temuan lapangan Komnas HAM, lanjut Mahfud, secara prinsip tidak ada perbedaan mendasar dengan hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan pemerintah.

"Ada beberapa temuan-temuan yang sama, tentang peristiwa kekerasan di Intan jaya, yang berbeda-beda dikit soal sudut pandang dan segi segi teknisnya. Tetapi secara prinsip sama," tambahnya.

7 Rekomendasi

Sementara itu, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam pertemuan tersebut mengucapkan terima kasih atas respons pemerintah terhadap laporan investigasi Intan Jaya itu.

"Dalam laporan kami, sudah sangat lengkap, detail peritiwanya konstruksi masalahnya dan terdapat tujuh buah butir rekomendasi, dimana salah satunya adalah penegakan hukum, seperti yang dikatakan Pak Menko tanpa pandang bulu, harus acoountable dan meyakinkan seluruh masyarakat, terutama memenuhi rasa keadilan bagi korban dan keluarga korban," ujarnya.

Fakta Mew Suppasit, Aktor Sukses Thailand di Drama Tharn Type: The Series

Dia menambahkan, dalam penanganan kasus Intan Jaya, perlu adanya pemulihan keamanan dan sosial, sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti semula, terutama bagi anak-anak yang terganggu pendidikannya sehingga bisa kembali bersekolah. "Sangat berharap agar pemerintah, Pak Menko dan Pak Presiden, memastikan proses hukum sesuai dengan yang direkomendasikan," pungkas Damanik.

Kasus penembakan di Intan Jaya, Papua terjadi pada 17-19 September 2020. Salah satu korban dari tiga korban penembakan ini adalah Pendeta Yeremia Zanambani. Peristiwa ini mendapat respons keras dari pelbagai pihak.

Sementara itu, hasil investigasi Tim Kemanusiaan Intan Jaya beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa Pendeta Yeremia ditikam dan ditembak oleh anggota TNI di kandang babi miliknya. Adapun TNI menyebut akan menindak apabila terbukti personelnya melakukan hal itu.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya