SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Batam–Mantan pebulutangkis nasional yang pernah mengharumkan nama bangsa Indonesia Hariyanto Arbi menolak menjadi pelatih, karena menurutnya pemerintah kurang memperhatikan nasib pelatih.

“Penghargaan yang diberikan untuk pelatih kurang, lebih baik jadi pengusaha,” kata Hariyanto Arbi di Batam, Selasa (26/5).

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

Secara materi, kata dia, timbal balik yang diberikan pemerintah kurang memadai. Pelatih kurang dihargai.

“Sementara kita punya anak dan isteri untuk dibiayai. Rasanya tidak mungkin mengandalkan hidup dari melatih,” kata pemilik perusahaan penyedia perlengkapan bulutangkis Flypower itu.

Menurut juara All England 1993 dan 1994, pemerintah setengah hati memperhatikan pelatih, sehingga banyak mantan atlet yang menolak melatih.

Namun, ia tidak mengelak, bahwa ada keinginan untuk menjadi pelatih yang dapat membuahkan atlet handal, meski hasrat tersebut harus dipendam demi materi.

Sebelumnya, pasangan peraih medali emas Olimpiade Alan Budikusuma dan Susy Susanti juga memilih menjadi pengusaha perlengkapan olahraga bulutangkis.

“Saya pikir, alasan Alan dan Susy sama dengan saya, karena menjadi pelatih kurang prospektif,” kata dia.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya