Rabu, 21 Maret 2012 - 06:00 WIB

Haruskah PSSI dibekukan?

Redaksi Solopos.com  /  Aksara Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

blogdetik

[SPFM], Kisruh di tubuh federasi sepakbola Indonesia dipastikan akan lebih panjang karena saat ini resmi berdiri dua kepengurusan yang sama-sama terbentuk melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Persatuan Sepabola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin terpilih pada KLB Solo, 9 Juli 2011. Sedangkan PSSI versi Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang diketuai La Nyalla Mattalitti resmi terbentuk pada KLB di Hotel Mercure Jakarta, Minggu (18/3).

Advertisement

Dualisme federasi sepakbola ini muncul, menyusul dualisme kompetisi yang telah terjadi lebih dulu. Kedua federasi ini memang mempunyai kompetisi yang berbeda. Kompetisi PSSI Djohar Arifin Husin bertajuk Indonesia Premier League (IPL) dan dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Sementara kompetisi versi KPSI adalah Indonesia Super League (ISL) dan dikelola PT Liga Indonesia.

Karut marut persepakbolaan Tanah Air ini tidak hanya semakin membingungkan masyarakat, tetapi juga berdampak pada prestasi Indonesia, terutama di kancah Intrernasional. Padahal, saat ini mulai bermunculan bibit-bibit muda berprestasi di negeri ini. Nah, untuk menyelamatkan wajah persepakbolaan Tanah Air, apa yang mesti dilakukan? Haruskah FIFA membekukan PSSI seperti yang pernah terjadi pada Brunei Darussalam? Haruskah sepakbola Indonesia dibekukan selama beberapa tahun untuk memberi kesempatan para pengurusnya berpikir jernih? Ataukah ada cara lain untuk mengakhiri dualisme ini? Apa yang mesti dilakukan Pemerintah atau KONI untuk mengatasinya?

Sampaikan pendapat dan komentar Anda melalui Dinamika 103 edisi Rabu (21/3) pukul 08.10-10.00 WIB dengan mengirim SMS ke 0817444103, 081226103103, atau telpon [0271] 739389, 739367. [SPFM/rda]

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif