SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran. (backgroundpictures)

Solopos.com, WONOGIRI — Kerugian material akibat kebakaran yang terjadi di Kabupaten Wonogiri sepanjang September 2019 mencapai Rp1,402 miliar.

Jumlah itu berasal dari 14 kejadian kebakaran bangunan maupun lahan di delapan kecamatan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Perinciannya, dua kejadian kebakaran di Selogiri, 1 di Mnayaran, 4 di Wuryantoro, 1 di Nguntoronadi, 1 di Sidoharjo, 2 di Tirtomoyo, 2 di Jatipurno, dan 1 di Purwantoro.

Kebakaran Wonogiri melanda rumah sebanyak 4 kejadian dan lahan sebanyak 10 kejadian.

“Kerusakan yang ditimbulkan terdiri dari empat rumah rusak sedang, 23 hektare lahan perhutani terbakar, dan 71 hektare lahan rakyat terbakar. Kemudian, ada 1 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, kepada , Senin (7/10/2019).

Kebakaran hutan di Selogiri terjadi di hutan seluas 10 hektare di Dusun Ngawen, RT 001/RW 001, Desa Sendangijo, Kecamatan Selogiri, Senin (16/9/2019) siang.

Kebakaran itu diketahui sekitar pukul 13.00 WIB dan berhasil dipadamkan pada pukul 16.30 WIB. Tidak ada korban dalam insiden itu. Namun, sejumlah pohon jati, mahoni, hingga akasia hangus.

Banyaknya kejadian kebakaran hutan dan lahan, Bambang mengimbau kepada masyarakat sekitar hutan agar tidak membakar sampah dan sejenisnya di dekat hutan. Ia juga mengajak masyarakat senantiasa menjaga kelestarian hutan agar memberikan manfaat bagi warga sekitar.

“Pemberian pemahaman ini penting agar kasus serupa tidak terulang lagi di sana dan hutan-hutan lainnya,” kata Bambang.

Bambang menambahkan berdasarkan surat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, awal musim hujan tahun 2019/2020 di wilayah Jawa Tengah diprediksi terjadi pada November 2019.

Sedangkan, awal musim terjadi pada Oktober diprediksi terjadi di sebagian Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas dan Purbalingga.

“Secara umum, awal musim hujan diperkirakan mundur satu hingga dua dasarian dari normalnya,” imbuh dia.

Masih dalalm surat yang sama, lanjut Bambang, sifat musim hujan pada 2019/2020 diperkirakan berlangsung normal. Puncaknya terjadi pada Januari dan Februari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya