SOLOPOS.COM - Nelayan membawa sesaji yang akan dilarung pada acara sedekah laut di Pelabuhan Pelikanen Samudera (PPSC) Cilacap, Jateng, Jumat (27/8/2021). (ILUSTRASI/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan yang menyimpan misteri dan berbagai harta karun di dalamnya. Indonesia berada di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang 62 persen wilayahnya berupa laut dan perairan.

Wilayah Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 108.000 km memiliki total perairan seluas 6,4 juta kilometer persegi. Sayangnya eksplorasi lautan Indonesia masih sangat terbatas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Laut dalam atau samudera di wilayah Indonesia masih menyimpan banyak misteri yang perlu diteliti agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Masih banyak yang belum tereksplorasi, baik dari sisi pengungkapan maupun pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non-hayati di lautan Indonesia.

Baca juga: Kisah Penemuan Harta Karun Indonesia Tersembunyi di Kebumen

Padahal keanekaragaman hayati dan non-hayati yang merupakan harta karun di laut Indonesia bisa dimaksimalkan untuk berbagai kebutuhan masyarakat, seperti sumber pangan, energi, mineral, dan obat-obatan. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kegiatan riset untuk observasi, eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya kelautan hingga pemetaan wilayah laut Indonesia.

Pelaksana Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nugroho Dwi Hananto, mengatakan secara global, hanya 20% wilayah laut dan samudera dipetakan dengan skala mencukupi. Itu berarti 80% wilayah laut masih menunggu untuk dieksplorasi dan dipetakan dengan baik.

Baca juga: Menguak Sejarah Sriwijaya di Balik Penemuan Harta Karun di Indonesia

Lautan Indonesia

Sementara untuk Indonesia, kemungkinan kurang dari 20 persen yang sudah terpetakan dengan skala mencukupi untuk melakukan observasi dan eksplorasi secara saintifik dan eksploitasi secara keekonomian. Itu menunjukkan masih perlu banyak riset yang berfokus pada eksplorasi, observasi, dan pemanfaatan sumber daya serta pemetaan laut.

“Laut dalam atau samudera kita menyimpan misteri untuk kita, supaya kita bisa ekspos, kita bisa menemukan misteri, rahasia, manfaat dari sumber daya hayati maupun non-hayati di sana untuk menghasilkan riset kebaruan yang sangat baru,” katanya.

Laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 meter hanya menduduki 30-40 persen dari keseluruhan wilayah laut Indonesia seperti di Laut Natuna dan Laut Jawa, sementara selebihnya yakni sekitar 60 persen merupakan laut dalam, yang kedalamannya lebih dari 200 meter. Laut paling dalam di Indonesia berada di Laut Banda dengan kedalaman 7.400 meter dan di Samudera Hindia Selatan Jawa.

Baca juga: Asal Usul Batu Andesit, Harta Karun Desa Wadas Purworejo

Tentunya eksplorasi di laut Indonesia memerlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fasilitas riset canggih. Hal ini penting untuk mendukung riset kelautan guna mengungkap berbagai harta karun potensi laut Indonesia terutama yang jarang sekali disentuh.

Karena ekspedisi pelayaran untuk keperluan riset kelautan membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit, terutama dari segi pendanaan dan fasilitas, maka BRIN memberikan pendanaan Hari Layar untuk ekspedisi kelautan secara gratis kepada para periset.

Melalui skema Hari Layar, semua pihak termasuk para periset, dosen dan mahasiswa dapat memanfaatkan armada kapal riset berbasis kompetisi dan inklusif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya