SOLOPOS.COM - Mark Zuckerberg (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- CEO Facebook, Mark Zuckerberg, terhempas dari daftar tiga orang terkaya di dunia karena unggahan berbau rasisme dan ujaran kebencian.

Akibat maraknya unggahan rasisme dan ujaran kebencian, sejumah perusahaan besar memutuskan berhenti beriklan di Facebook. Dampaknya, kekayaan bersih Mark turun US$7,2 miliar atau setara Rp103 triliun menjadi US$82,3 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu setelah saham Facebook anjlok US$56 miliar pada Jumat (26/6/2020). Anjloknya saham Facebook akibat Unilever dan puluhan perusahaan lainnya memutuskan berhenti beriklan di platform media sosial tersebut hingga pengujung tahun ini.

Kebelet Naik Gunung Lawu Karanganyar? Simak Protokol Pendakian Ini

Dilansir dari Bloomberg dan diberitakan Bisnis.com, Sabtu (27/6/2020), dengan penurunan kekayaan tersebut, maka pria 36 tahun itu kini menduduki peringkat ke-4 orang terkaya di dunia.

CEO Facebook itu berada di bawah Bernard Arnault, Jeff Bezos, dan Bill Gates menurut Bloomberg Billionaires Index.

Selain Unilever, perusahaan berbasis produk konsumsi terkemuka, termasuk produsen perlengkapan outdoor Patagonia dan Verizon Communications Inc., juga menghentikan iklan.

Aturan Pesta Nikah di Solo Dilonggarkan, Pengantin Boleh Tak Pakai Masker, Tapi…

Coca-Cola juga Berencana Setop Iklan

Mereka menilai Facebook gagal dalam menyaring unggahan-unggahan berbau rasisme dan ujaran kebencian. Tidak lama berselang, Coca-Cola.co juga berencana mencabut iklannya setidaknya selama 30 hari.

Menanggapi hal tersebut, CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan bahwa maraknya unggahan berisi ujaran kebencian dan rasisme sangat terkait dengan pemilu di Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.

Mark mengumumkan sejumlah kebijakan baru Facebook yang akan mencegah pemanfaatan plarform media sosial tersebut sebagai lahan penyebaran ujaran kebencian dan rasisme.

Unilever dan Perusahaan Lain Setop Iklan di Facebook, Kenapa?

"Tiga minggu lalu, saya berkomitmen untuk meninjau kembali kebijakan kami menjelang pemilihan umum 2020. Pekerjaan itu sedang berlangsung. Tetapi hari ini saya ingin berbagi beberapa kebijakan baru untuk menghubungkan orang-orang dengan informasi otoritatif tentang pemilihan. Menindak penindasan pemilih, dan melawan kebencian," ujarnya melalui akun Facebook pribadinya pada Jumat (26/6/2020) waktu setempat.

CEO Facebook itu menyampaikan sejumlah kebijakan baru. Di antaranya, Facebook akan memberikan informasi resmi tentang pemungutan suara selama pandemi Covid-19. Facebook akan membuat perlawanan terhadap penindasan kepada pemilih.

Selain itu, Facebook membuat standar yang lebih tinggi untuk mencegah konten bermuatan kebencian dalam iklan. Facebook juga melabeli konten yang layak dibagikan.

Peringkat 4 Se-Indonesia, Jateng Catat 3.294 Kasus Positif Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya