SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pasar Mirunggan yang digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Solo sebagai upaya menstabilkan harga komoditas pangan menjelang Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 di Benteng Vastenburg memasuki hari terakhir, Kamis (20/12/2018).

Artinya hari ini kesempatan terakhir bagi warga Solo untuk mendapatkan komoditas pangan dengan harga lebih murah sekitar 20% dibanding harga pasaran. Pasar Mirunggan digelar selama tiga hari ini, Selasa-Kamis (18-20/12/2018).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua TPID Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan pasar ini dinamakan mirunggan yang berarti harapan agar masyarakat Solo punya pikiran longgar dan perasaannya luas. Namun demikian, ini tidak sekadar tulisan, tapi filosofinya agar Solo tetap aman dan kondusif serta harga-harga bahan pangan terjangkau.

“Kami berharap masyarakat mendapatkan kelonggaran dalam mencari rezeki melalui penyelenggaraan Pasar Mirunggan. Dengan adanya pasar ini, pendapatan mengalir dan menambah kesejahteraan masyarakat,” kata Wali Kota Solo ini kepada wartawan.

Meskipun demikian, ia mengingatkan pedagang untuk tak menjual bahan pangan yang waktu kedaluwarsanya mepet. Hal ini sesuai filosofi nama Mirunggan, yakni murah harganya, tapi bagus kualitasnya.

Sudah jadi tradisi harga bahan pangan pokok naik saat hari besar seperti Natal dan Tahun Baru. Maka dari itu, TPID Solo menggelar Pasar Mirunggan Gotong Royong sebagai bentuk sinergi berbagai pihak antara lain Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo, Pemkot Solo, perbankan, distributor komoditas pangan strategis, pelaku usaha, dan organisasi sosial di Kota Solo.

Sebanyak 100 stand terlibat dalam pasar ini. Mereka menyediakan bahan-bahan pangan seperti beras, minyak, gula, daging ayam, daging sapi, sayuran hingga aneka kuliner, pakaian, dan kerajinan tangan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Solo, Triyana, memaparkan Pasar Mirunggan bertujuan menjaga keterjangkauan harga dan pasokan komoditas pangan kepada masyarakat. Maka dari itu, harga yang ditawarkan bahan pangan di pasar ini jauh lebih murah dari harga pasaran.

Di samping itu, ini sebagai bukti kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. “Harga lebih murah karena ini juga sekaligus sebagai promosi, sekitar 20% di bawah harga pasar. Selain itu, ini juga memutus mata rantai panjang komoditas pangan sampai kepada masyarakat,” katanya.

Sebagai contoh, telur ayam dijual hanya dengan harga Rp20.500/kg, sementara di pasaran Rp24.000/kg, daging ayam Rp30.000/kg sementara harga pasaran Rp32.000/kg. Sedangkan minyak goreng yang harga pasarannya Rp13.000/liter dijual Rp11.000/liter dan beras premium dijual Rp11.000/kg dari harga pasaran Rp12.000/kg.

Dalam hal ini ada subsidi untuk daging ayam dan telur pada pasar ini. Dengan demikian, harga yang ditawarkan semakin terjangkau oleh masyarakat.

Wakil Ketua TPID Solo, Bandoe Widiarto, menambahkan Pasar Mirunggan Gotong Royong merupakan salah satu langkah nyata TPID Solo dalam menjaga inflasi daerah dan khususnya dalam rangka menjaga keterjangkauan harga di Kota Solo jelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Tingkat inflasi Kota Solo per November 2018 relatif terkendali, yakni sebesar 2,99% (yoy) dan secara tahun kalender sebesar 1,87% (ytd). Adapun komoditas yang paling sering muncul sebagai komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan bensin. Kami yakin inflasi khususnya sampai dengan akhir tahun 2018 akan berada di kisaran sasaran 3,5±1% sesuai target yang telah ditetapkan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya