SOLOPOS.COM - Solo 24 Jam Menari tahun 2013 (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO--Banyak publik bertanya-tanya, sejauh mana imbas penyelenggaraan Hari Tari Sedunia. Gegap gempita ajang tahunan yang telah menjadi bagian dari masyarakat Solo ini memang terbilang semarak. Dalam kurun waktu 24 jam, gelaran Solo 24 Jam Menari 2013 lalu berhasil membuat 3.600 orang menari bersama.

Penyelenggaraannya tak hanya digelar di kompleks kampus ISI Solo semata, melainkan juga merembet ke jalan protokol dan ruang publik di Soloraya. Lantas bagaimana selebrasi tahunan yang telah menginjak tahun kedelapan ini menggerakkan begitu banyak komunitas dari berbagai daerah untuk ikut menari bersama?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Penyelenggara Solo Menari 24 Jam 2014, Eko “Pebo” Supendi, mengungkapkan gaung penyelenggaraan ajang ini telah dinanti-nantikan komunitas tari dari berbagai daerah. Kali ini komunitas tari asal Jogja, Cirebon, Makassar, Singapura, hingga Belanda tertarik mengikuti rangkaian kegiatannya.

“Sebagai penyelenggara sejak tahun pertama, saya rasakan ajang ini kian dinanti. Hanya di sini tari dirayakan selama 24 jam. Semangat ini yang mungkin menggerakkan banyak orang untuk ke sini,” kata Pebo saat menggelar jumpa pers Solo Menari 24 Jam 2014 di Teater Besar ISI Solo, Kamis (24/4/2014).

Selain geliat acara yang makin tahun makin semarak, Ketua Umum Penyelenggara Solo Menari 24 Jam 2014, Dwi Wahyudiarto, menilai imbas perayaan Hari Tari Sedunia di Solo juga sudah mulai teraba.

“Banyak dari komunitas yang sebelumnya kami undang ke sini [Malaysia, Semarang, Kudus, Tegal], yang akhirnya tergerak membuat acara serupa mandiri di tempat mereka. Ini menjadi fenomena yang menarik tentunya. Tujuan kami meregenerasi tari lewat komunikasi ,” imbuhnya.

Salah seorang penari 24 jam yang akan menari secara nonsetop, Daryono, mengungkapkan dirinya akan tampil mengikuti arak-arakan prosesi pembukaan dari Loji Gandrung menuju bunderan Gladak. Setelah itu, penari senior ini akan membawakan karya tariannya di sejumlah tempat.

“Persiapan saya lebih ke mental, kalau fisik cukup olah raga. Yang penting dalam kegiatan ini bisa menampilkan kemampuan penari secara intens dalam melewati perubahan ruang dan waktu. Intensitas harus terjaga. Saya ingin mengembalikan semangat orang-orang untuk mengeksplorasi tubuhnya,” katanya.

Perhelatan akbar Solo 24 Jam Menari yang digelar untuk memperingati Hari Tari Sedunia bakal hadir Selasa-Rabu (29-30/4) mendatang. Gelaran yang telah menapaki usia delapan tahun ini mengusung tema Dancing Out Loud, Suara Tubuh Membuka Hati.

Pertunjukan tari yang diikuti 4.100 penari akan digelar di kompleks kampus ISI Solo, Solo Paragon Life Style Mall, Solo Square, Solo Grand Mall, The Park Solo Baru, Bandara Adi Soemarmo Solo, SMKN 8 Solo, hingga ruang jalan protokol di Kota Solo.

Enam empu tari dari dalam dan luar negeri, antara lain Daryono (ISI Solo), Iwan Dadijono (ISI Jogja), Sekar Alit (Pasca-sarjana ISI Solo), Riyanto (Alumnus ISI Solo yang sekarang bermukim di Jepang), Lyn Hanis (Singapura), dan Noorhaizah Adam (Singapura), siap menari selama 24 jam.

Rangakain kegiatan ini turut mengundang maestro tari yang terdiri dari Andi Ummu Tunru (Makassar), Agus Tasman Rono Atmojo (Solo), Tarwo (Mangkunegaran, Solo), Handoyo (Malang), Dedy Luthan (Jakarta), Nanu Munajar (Bandung), dan Nurhayati (Sumbawa Barat), yang akan berbagi spirit keempuan kepada penari generasi muda, di Teater Besar ISI Solo, Selasa (29/4), pukul 14.00 WIB-17.30 WIB.

Penutup rangkaian acara Hari Tari Sedunia, Solo 24 Jam Menari 2014 akan ditampilkan orasi tari oleh Sal Murgianto di Teater Kapal ISI Solo Rabu (30/4), pukul 06.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya