SOLOPOS.COM - Narendra Wicaksono (Detik)

Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada hari Rabu (28/10/2015), diperingati dengan membuat aplikasi kreatif.

Solopos.com, JAKARTA — Hari Sumpah Pemuda yang diperingati Rabu (28/10/2015) menjadi momen para developer atau pengembang aplikasi lokal bersatu untuk menciptakan aplikasi yang kreatif dan serba guna.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dikutip dari Detik, Rabu, menurut CEO Dicoding Narenda Wicaksono, pasar aplikasi di Indonesia saat ini sedang sangat menarik. Pertumbuhan download aplikasi mobile tercatat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebagai developer aplikasi, Dicoding memiliki misi mengembangkan ekosistem IT di Indonesia. Cita-cita besar itu dimulai dari langkah kecil dengan mendukung perjuangan para developer aplikasi di Hari Sumpah Pemuda kali ini.

“Kita punya keyakinan sukses adalah hak semua orang. Di Dicoding secara sederhana kita memastikan  cara sukses itu, secara sepesifik sebagai developer, bisa diketahui oleh seluruh pemuda di Indonesia atau mereka yang fokus di bidang IT,” kata Narenda.

Membantu membuka akses para developer aplikasi ke pasar sangat penting, mengingat berdasarkan riset Dicoding, dari 500.000 pekerja IT yang ada di Indonesia saat ini, yang memiliki kemampuan membuat produk IT baru 5-6%.

“Kalau dilihat dari kontribusi, pengembang Indonesia belum terlalu signifikan. Kalau kita lihat di top apps berbayar di toko aplikasi itu, yang ada developer kita masih belum banyak yang masuk di top 10, kebanyakan adanya di top free,” terang Narenda.

Berita baiknya, kreativitas developer aplikasi kini menyebar ke berbagai daerah. Dulu kebanyakan developer aplikasi berasal dari kota-kota seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, sekarang banyak bermunculan studio aplikasi dari berbagai daerah di Indonesia yang tak kalah kreatif.

“Ada beberapa hal yang mendorong ini. Kisah sukses dari developer lain yang menjadi sumber insiprasi. Mereka juga lihat juga aplikasi yang dibuat di kota lain, bikin komunitas jadinya saling berbagi dan membuat standar aplikasi mereka ikut naik. Terakhir adalah discoverability produk yang dibuat supaya bisa ditemukan oleh pengguna yang ditargetkan,” jelas Narenda.

Dicoding sendiri menghubungkan pengembang aplikasi di 93 kota di Indonesia. Platform itu dibangun untuk menghubungkan kebutuhan pasar dengan keahlian para pengembang aplikasi. Sejak digagas tahun lalu, saat ini sudah ada 6.980 pengembang yang bergabung di Dicoding dan menghasilkan 1.281 aplikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya