SOLOPOS.COM - Peserta Gora Swara Nusantara menampilkan tari bertajuk Gedrug Merapi di sekitar Sabo Dam 1 Karangbutan, Kali Woro, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (28/10/2016). Kegiatan itu digelar guna memperingati Sumpah Pemuda. (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Hari Sumpah Pemuda diperingati dengan berbagai kegiatan.

Solopos.com, KLATEN – Ratusan warga menyaksikan pentas seni bertajuk Gora Swara Nusantara yang dihelat di Sabo Dam 1 Karangbutan, Kali Woro, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten , Jumat (28/10/2016) siang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di ketinggian sekitar 10 meter, pandangan mereka tertuju pada sekumpulan orang berkerumun di dasar kali yang berhulu di puncak Gunung Merapi. Siang itu, puncak Gunung Merapi tak terlihat lantaran tertutup kabut.

Tak seperti biasanya, kawasan Kali Woro yang dimanfaatkan sebagai salah satu lokasi penambangan pasir dan batu itu berubah menjadi panggung atraksi. Berbagai kesenian ditampilkan di dasar Kali Woro, di antara material sisa erupsi Gunung Merapi.

Kesenian yang ditampilkan seperti karawitan, perkusi, tari, gejog lesung, musik etnik, terbangan, cokekan, wayang, ogoh-ogoh, paduan suara, musik pasir, hingga barongsai. Dalam gelaran itu juga ditampilkan wayang klitik atau wayang yang terbuat dari kayu menggambarkan sosok Petruk setinggi 3 meter dengan bobot 100 kg.

Lebih dari 500 orang tampil di kawasan yang berjarak sekitar 4 km dari puncak Gunung Merapi. Penampil yakni orang dewasa hingga anak-anak yang berasal dari sekitar 30 kelompok serta komunitas kesenian dengan beragam latar belakang serta daerah di Kabupaten Bersinar. Hujan yang mengguyur di tengah gelaran tak menyurutkan semangat mereka menyajikan atraksi hingga bubar. Gelaran ditutup dengan pembacaan Sumpah Pemuda serta doa kebangsaan dari berbagai unsur agama.

Salah satu tari yang disajikan pada gelaran tersebut yakni Gedrug Merapi. Tarian menggambarkan kehidupan warga kawasan lereng Gunung Merapi yang bercocok tanam ketika hujan mulai turun. Mereka bersuka cita atas hasil panen yang didapatkan.

Kegiatan itu diinisiasi masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Peduli Klaten. Bekerja sama dengan pemkab, mereka mengadakan gelaran yang baru kali pertama digelar di tengah alur Kali Woro. “Kegiatan ini digelar untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tujuan lain, kami ingin mengangkat pariwisata di Kabupaten Klaten terutama Objek Wisata Deles Indah,” kata Sekretaris panitia, M. Anshori.

Kegiatan itu mengusung format kolaborasi. Beragam kesenian tak ditampilkan secara bergantian melainkan secara bersama-sama. Disinggung pemilihan lokasi gelaran di Sabo Dam 1 Karangbutan, Anshori menjelaskan secara pemandangan tempat tersebut langsung berhadapan dengan Gunung Merapi.

“Merapi menjadi simbol kehidupan masyarakat Klaten. Nilai filosofisnya mari mencintai alam, mencintai merapi. Ketika mencintai alam Merapi dan budaya yang ada di dalamnya, artinya mencintai dan merawat budaya yang ada di Klaten,” urai dia.

Bupati Klaten, Sri Hartini, yang hadir dalam gelaran itu menyambut baik kegiatan yang diinisiasi masyarakat. Ia mendukung gelaran tersebut lantaran memiliki potensi pariwisata. “Kami sangat mendukung karena pagelaran ini memiliki potensi wisata sehingga diharapkan mampu meningkatkan pariwisata di Kabupaten Klaten,” katanya.

Sementara itu, salah satu warga Desa Sidorejo, Pujo, 70, mengatakan selama ini belum ada kegiatan yang digelar di alur Kali Woro. “Ya senang dengan kegiatan. Menjadi hiburan bagi warga,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya