SOLOPOS.COM - Para dokter di RSUD dr. Moewardi Solo memperingati Hari Stroke Sedunia pada 29 Oktober di Bundaran Gladak, Kamis (29/10/2015). Kegiatan itu bertujuan mengajak masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini gejala stroke. (Ayu Abriyani/JIBI/Solopos)

Hari stroke sedunia diperingati pada 29 Oktober.

Solopos.com, SOLO – Penderita stroke di Solo setiap tahunnya mencapai 900 orang dari berbagai usia. Dari jumlah itu, mayoritas terlambat saat dibawa ke rumah sakit sehingga berdampak kelumpuhan atau kematian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu diungkapkan dokter syaraf RSUD dr. Moewardi Solo, dr. Rivan Danuaji M. Kes Sp.S, saat ditemui di sela-sela Peringatan Hari Stroke Sedunia di Bundaran Gladak, Kamis (29/10/2015).

Ia juga mengungkapkan penyakit stroke merupakan penyebab kematian tertinggi setelah jantung dan kanker. Menurut Rivan, penyakit stroke sebenarnya bisa diatasi asalkan tidak terlambat dalam penanganan.

Ada upaya deteksi cepat yang bisa diketahui secara awam yang disingkat FAST. Deteksi itu berupa face drop atau mulut mencong, arm weakness atau lumpuh separuh badan, dan speech difficulty atau bicara pelo, lalu time to call atau segera menghubungi ambulans untuk ke rumah sakit.

“Dari ratusan pasien stroke yang kami rawat di RSUD dr. Moewardi, lebih dari 50 persen yang terlambat dibawa ke tenaga medis sehingga berakibat kelumpuhan. Dari jumlah itu pula hanya beberapa pasien yang bisa kembali normal,” ujar dia.

Sebab, lanjut dia, penyakit stroke tersebut berpacu dengan jam. Sebisa mungkin kurang dari 4,5 jam setelah munculnya gejala, penderita dibawa ke layanan kesehatan atau rumah sakit.

Sementara, Spesialis Syaraf di RSUD Dr Moewardi, Prof Dr dr H. Suroto Sp.S(K) FAAN, mengatakan di dalam Peringatan Hari Stroke Sedunia yang puncaknya pada 29 Oktober, puluhan dokter dan mahasiswa kedokteran di RSUD Dr Moewardi membagi leaflet tentang kampanye stroke sedunia.

Kegiatan itu dilakukan di sekitar Bundaran Gladak Pasarkliwon dan Perempatan Panggung Jebres.

Pembagian itu kepada para pengguna jalan dan masyarakat di sekitar lokasi tersebut. Saat itu, puluhan dokter dari RSUD Dr Moewardi juga membawa spanduk bertuliskan ajakan pencegahan stroke.

Selain aksi itu, pada 14 November juga ada simposium untuk dokter umum tentang stroke dan pencegahannya.

“Dari kegiatan itu kami ingin menyadarkan masyarakat untuk mengatasi penyakit stroke secepat mungkin dengan membawa penderita ke pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Kami juga ingin masyarakat mengenali gejala stroke sejak dini yang terkadang diabaikan,” katanya saat ditemui di sela-sela aksi, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya