SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Hari santri di Kudus disambut dengan kirab ribuan santri. 

Kanalsemarang.com, KUDUS – Penetapan Hari Santri di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai dengan pawai 1.000 mobil dengan jumlah peserta pawai mencapai ribuan orang, Kamis (22/10/2015).

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Sebelum pawai mobil dimulai, sekitar 6.000 orang yang terdiri atas para santri dan siswa madrasah di Kabupaten Kudus mengikuti upacara penetapan Hari Santri tanggal 22 Oktober.

Ketua panitia Gebyar Hari Santri Nasional Kudus Sanusi Emha di Kudus, Kamis, mengatakan apel dan kirab ini merupakan upaya mengingatkan kembali bangsa ini akan perjuangan para santri.

“Santri bukannya pamrih atas perjuangan sebelumnya, namun menginginkan adanya pengakuan serta perhatian yang sama seperti sekolah formal lainnya,” ujarnya.

Santri berjuang untuk negeri ini, kata dia, memang tanpa pamrih karena niatnya hanya untuk kejayaan Indonesia.

Panitia pengarah Gebyar HSN Kudus Asyrofi menambahkan, peristiwa 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari keluarnya resolusi jihad yang dikeluarkan Hadlratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, puluhan ribu santri gugur sebagai kusuma bangsa.

Apel dan kirab tersebut, kata dia, bertujuan menghidupkan kembali nilai-nilai dan gelora perjuangan para kiai dan santri serta mengingatkan kembali rasa nasionalisme di kalangan generasi dan rakyat di negeri ini.

“Orang yang rela berkorban untuk bangsa dan negara saat ini cenderung minim, karena banyak yang mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok,” ujarnya.

Praktik korupsi yang dilakukan oleh kalangan elite negeri ini, kata dia, menjadi indikasi mulai lunturnya rasa nasionalisme.
Rute kirab mobil, dimulai dari Alun-alun Simpang Tujuh menuju Jalan Agil Kusumadya menuju Jalan Pattimura, Pasar Doro Desa Jepang, kemudian ke Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Conge, ke Tugu Dawe dan finish di Jalan Lingkar Klumpit.

Bupati Musthofa ditemui seusai memberangkatkan rombongan kirab 1.000 mobil berharap, para santri bisa menjadi tauladan masyarakat karena selama ini mereka dianggap lebih memahami ilmu keagamaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya