SOLOPOS.COM - K.H. Sholeh Darat. (Okezone.com)

Hari Santri Nasional (HSN) dirayakan nahdliyin Semarang dengan sederet kegiatan, salah satunya ziarah ke makam para ulama, salah satunya Kiai Sholeh Darat.

Semarangpos.com, SEMARANG – Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, diperingati ratusan warga Nahdlatul Ulama (NU)–atau biasa disebut nahdliyin–dengan menggelar berbagai kegiatan, salah satunya adalah berziarah ke makam para ulama, seperti makam K.H. Sholeh Darat di Bergota, Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan warga nahdliyin, Kamis (20/10/2016) sore.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Iya kami memang berencana berziarah ke makam Kiai Sholeh Darat di Bergota. Ziarah ini kami gelar sebagai rangkaian kegiatan menyambut Hari Santri [Nasional/HSN],” ungkap salah seorang nahdliyin yang juga Wakil Ketua Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Agus Fatuddin Yusuf, saat dijumpai Semarangpos.com di MAJT, Kota Semarang, Kamis (20/10/2016).

Agus menjelaskan alasan nahdliyin melakukan ziarah ke makam K.H. Sholeh Darat jelang perayaan Hari Santri Nasional (HSN). Hal ini tak lain karena penetapan HSN tak bisa dilepaskan dari peran warga nahdliyin sehingga wajar jika warga NU berziarah ke makam salah satu ulama besar yang menjadi cikal bakal berdirinya NU.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Semarangpos.com dari berbagai situs sejarah Islam di Indonesia, K.H. Sholeh Darat merupakan guru dari ulama-ulama besar Tanah Air, salah satunya adalah K.H. Hasyim Asyari yang merupakan pendiri NU. K.H. Sholeh Darat juga merupakan guru dari para ulama besar, seperti K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), K.H. Idris (pendiri Ponpes Jamsaren, Solo), dan  Kiai Munawir (pendiri Ponpes Krapyak).

”Penetapan Hari Santri [Nasional/HSN] sesuai Keppres 22 Tahun 2015 itu ditetapkan pada 22 Oktober. Hadirnya keputusan presiden itu tak terlepas dari gagasan para tokoh NU saat ini. Mereka melihat tanggal 22 Oktober itu merupakan tanggal yang bersejarah karena pada tanggal itu 71 tahun yang lalu [1945] dicetuskannya Resolusi Jihad oleh K.H. Hasyim Asyari, yang merupakan pendiri NU. Jadi Hari Santri [Nasional/HSN] itu tidak bisa dilepaskan dari NU. Makanya tidak salah jika kami merayakannya dengan berziarah ke makam sesepuh NU,” imbuh Agus.

Selain berziarah ke makam K.H. Sholeh Darat, menjelang perayaan Hari Santri Nasional (HSN) pihaknya juga akan menggelar berbagai agenda seperti sepak bola api dan istigasah di Pelataran MAJT, Jumat (21/10/2016) malam. Acara itu rencana diikuti sekitar 5.000 santri dari berbagai ponpes di Semarang. ”Rencana dalam sepak bola api nanti, Wali Kota Semarang [Hendrar Prihadi] dan beberapa pejabat lainnya, seperti Kapolrestabes dan Dandim juga akan turut serta,” imbuh Agus.

Sementara itu, puncak perayaan Hari Santri Nasional (HSN) di Semarang akan digelar dengan upacara di halaman depan Balai Kota Semarang, Sabtu (22/10/2016).

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya