SOLOPOS.COM - Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1936 Saka di sekitar Umbul Geneng di Desa Geneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (23/3/2014). (Ayu Abriyani K.P./JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1936 Saka dilakukan umat Hindu di sekitar Umbul Geneng di Desa Geneng, Kecamatan Kebonarum, Klaten, Minggu (23/3/2014). Alunan merdu gending Jawa, dentingan lonceng, dan bau dupa mewarnai ritual penyucian diri yang dipimpin Resi Bahudanda Sajiwo Dharma Telabah itu.

Para perempuan mengenakan kebaya dan kain, sedangkan para laki-laki mengenakan kain dan udeng—ikat kepala—tradisional Jawa kuno. Ribuan umat Hindu dari Klaten dan sekitarnya tersebut memenuhi pelataran mata air Geneng untuk menyucikan diri dalam upacara Melasti.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Rangkaian upacara diawali kirab dari Pura Tirta Buwana di Desa Pluneng menuju mata air Geneng dengan berjalan kaki sejauh dua kilometer. Umat Hindu yang berasal dari Klaten dan sekitarnya tersebut membawa umbul-umbul, sesajen, dan simbol pura yang mereka miliki. Doa-doa juga dipanjatkan sepanjang perjalanan hingga memasuki kompleks Umbul Geneng.

Ekspedisi Mudik 2024

Sesampainya di depan Umbul Geneng, dua pinandita menyambut rombongan kirab dan memberikan berkat air suci. Prosesi upacara Melasti pun dimulai dengan mendak Bethara, kemudian disusul mecaru, labuhan, pengambilan tirta suci, dan persembayangan. Di akhir acara, umat menerima percikan tirta suci dan bija sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan.

“Upacara Melasti digelar menjelang Hari Raya Nyepi untuk Ngamet Tirta Amerta Sanjiwani atau pengambilan air suci. Mereka juga membersihkan benda suci dan peralatan upacara. Sedangkan Tawur Agung Kesanga Nasional digelar di Candi Prambanan, 30 Maret 2014,” kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten, IGG Hendrata Wisnu, kepada wartawan, Minggu.

Ia juga menyatakan upacara itu sebagai simbol membersihkan diri, baik dalam perbuatan, perkataan dan pikiran. Upacara itu juga bermakna penyucian alam semesta dan bumi pertiwi agar diberikan keselamatan, perdamaian dan kesejahteraan.

Salah satu panitia acara dalam kegiatan tersebut, I Wayan Sahopiartha, menambahkan perayaan kali ke sembilan ini dihadiri sekitar 5.000 orang. “Di dalam rangkaian peringatan Hari Raya Nyepi kali ini, kami mengangkat tema menyukseskan Pemilu 2014. Kami ingin mengajak semua umat Hindu untuk tidak golput dan memberikan hak suara saat pemilu. Jadi, siapa pun pemimpinannya nanti, itu merupakan pilihan terbaik dari rakyat,” katanya saat ditemui di lokasi sebelum kegiatan dimulai.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya