SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pada  24 Juli 2011 lalu, Walikota Jogja Herry Zudianto mengukuhkan Suryatmajan sebagai Kampung Pancasila. Hal pertama yang ada di Indonesia.

Adalah Hari Purnomo, warga daerah tersebut yang menjadi salah satu perintis program tersebut. Sepertinya sederhana tetapi banyak hal yang bisa dilihat dari pengukuhan Kampung Pancasila.Salah satunya sebuah keprihatinan akan kondisi negeri yang kian karut marut sekarang ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berawal dari keprihatinan itulah Hari Purnomo bersama beberapa tetangganya memunculkan ide sederhana tersebut. Ide dasar yang berawal darinya yang kemudian dilemparkan ke masyarakat dan pada akhirnya menjadi ide bersama ini menjadi salah satu kegiatan yang baru pertama kali ada di Indonesia.

Hari menegaskan pencanangan Suryatmajan sebagai Kampung Pancasila tidak akan hanya sekadar slogan atau kata-kata saja. Tetapi akan diimplementasikan dalam berbagai kegiatan sehari-hari masyarakat Suryatmajan.

Ia berharap setelah kelurahan tersebut dicanangkan sebagai Kampung Pancasila maka seluruh warganya semakin bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari Dengan demikian Pancasila bukan hanya menjadi jargon semata.

Berbagai bentuk pengamalan Pancasila yang setidaknya harus dimiliki masyarakat, menurut Hari  di antaranya adalah pada semangat gotong royong dalam kehidupan, misalnya menyangkut kebersihan, keamanan, menghidupkan potensi adat dan budaya.

Dalam program ini tidak akan ada sistem pengawasan. Tidak ada pula pengontrol. Semua berjala sendiri hingga menjadi sebuah tatanan dan budaya masyarakat. “Namun, sudah ada komitmen dari seluruh RT dan RW untuk melaksanakannya secara sungguh-sungguh,” katanya.

Beberapa aturan sederhana pun dibuat. Seperti misalnya jika ada warga luar daerah yang ingin menjadi warga Suryatmajan diwajibkan melafalkan Pancasila. Kesannya sepele, tetapi mari akui hal itu jarang sekali dilakukan. Pancasila seolah hanya dilafalkan saat upacara-upacara resmis aja.

Pengurus RW juga akan mendapat penataran Pancasila secara khusus. Rencananya penataran akan dilakukan setelah Lebaran nanti.

Hari menambahkan persiapan untuk menjadikan Suryatmajan sebagai Kampung Pancasila relatif singkat yakni hanya dua bulan saja.  “Persiapannya cuma dua bulan, dan pemerintah daerah serta pemerintah kota juga sangat merespons baik,” ujarnya.

Langkah kecil

Hari mengakui apa yang dilakukan adalah sebuah langkah kecil. Tetapi untuk sebuah tujuan besar tetap harus dimulai dari langkah kecil. Daripada hanya bicara saja tanpa melangkah sama saja bohong.

Apa yang dilakukan Hari dan masyarakat Suryatmajan boleh jadi juga merupakan sindiran tajam kepada pemerintah yang seolah sibuk dengan masalah yang memalukan seperti korupsi. “Menteri bahkan Presiden tidak pernah bicara mengenai pancasila” ucap Hari.

Jadi wajar, menurutnya, jika para pemimpin tersebut justru seperti berlomba-lomba melakukan korupsi. Hal ini karena mental Pancasila tak ada lagi di jiwanya.

“Sekarang ini banyak perlombaan merampok negara, korupsi itu juga termasuk teroris, teroris itu tidak hanya mereka yang mengebom, tapi mereka yang meneror bangsanya dengan kejahatan yang extraordinary yaitu korupsi,” katanya dengan emosi.

Hari Purnomo yang juga pernah mengeyam pendidikan di Fakultas Hukum UGM ini juga memandang akibat Pancasila tak lagi digunakan hukum di negeri ini juga tak berjalan baik. “Hukum Indonesia ini sebagai hukum yang musiman. Musiman itu ya kalau mengadili rakyat biasa prosesnya cepat, kalau mengadili pemimpin memakan waktu lama,” tambahnya.

Salah satu pendiri bela diri Merpati Putih ini kembali menegaskan tak ada jalan lain untuk menyelamatkan negeri ini kecuali dengan segera kembali ke Pancasila.“Harusnya semua yang berlaku itu kembali ke dasar yakni Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, sekarang ini pasal bisa dibeli bahkan para pemimpin di negeri ini sepertinya dipengaruhi dan dikuasai oleh koruptor,” tutupnya.(Kontributor Harian Jogja/Ari Nena)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya