SOLOPOS.COM - Warga antre menunggu giliran mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) yang disalurkan melalui Kantor Pos Klaten, Selasa (12/5/2020). (Espos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Pencairan dana bantuan sosial tunai atau BST dari pemerintah bagi 40.035 keluarga di Klaten dimulai Selasa (12/5/2020) melalui kantor Pos. Pada hari pertama itu, warga terlihat berdesakan di kantor Pos dan abai jaga jarak.

Salah satu lokasi pencairan BST di Kantor Pos Klaten yang berada di Jl. Pemuda, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah. Kantor Pos Klaten digunakan untuk penyaluran BST bagi warga di wilayah Kecamatan Klaten Tengah, Klaten Selatan, dan Kalikotes.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada hari pertama atau Selasa (12/5/2020), penyaluran dilakukan untuk sembilan desa/kelurahan di Kecamatan Klaten Tengah. Jumlah total penerima BST Klaten Tengah yang penyalurannya dilakukan melalui kantor Pos sebanyak 1.459 keluarga.

Warga calon penerima BST mulai berdatangan ke kantor Pos sejak Subuh. Proses penyaluran dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sesuai jadwal masing-masing wilayah desa/kelurahan.

Lokasi penyaluran di Kantor Pos Klaten terbagi di tiga lokasi kantor tersebut yakni di ruang utama pelayanan, belakang, dan samping kantor.

 

Mayoritas warga berdatangan mengenakan masker. Namun, warga terlihat berkerumun dan berdesakan saat mengantri. Hal itu tak sesuai imbauan pemerintah agar warga melakukan physical distancing atau jaga jarak sebagai upaya pencegahan persebaran Covid-19.

Kepala Kantor Pos Klaten, M. Dadan Ramdan, mengatakan pencairan BST selain dilakukan di Kantor Pos Klaten juga dilakukan di kantor pos di tingkat kecamatan.

“Proses penyaluran kami usahakan selesai pekan ini karena deadline untuk penyaluran pada Sabtu [16/5/2020],” kata Dadan saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa.

Total Rp24 Miliar

Jumlah total penerima manfaat BST yang disalurkan via kantor Pos di Klaten sebanyak 40.035 keluarga. Masing-masing keluarga penerima mendapatkan dana Rp600.000/bulan dan direncanakan diberikan selama tiga bulan. Sementara, nilai total dana yang disalurkan via kantor Pos pada pencairan tahap pertama mencapai Rp24 miliar.

Terkait tak dipenuhinya protokol pencegahan Covid-19 pada pencairan BST hari pertama, Dadan menjelaskan kondisi itu menjadi bahan evaluasi untuk pencairan selanjutnya.

“Sejak pagi sebenarnya sudah kami atur jarak tempat duduk serta antrean bahkan lebih dari 1 meter. Namun, karena memang antusias masyarakat ingin mencairkan BST tinggi [sehingga terjadi kerumunan]. Kami mohon maaf sebanyak-banyaknya terkait protokol kesehatan tersebut. Akan kami evaluasi untuk pencairan besok,” tutur dia.

Dadan mengatakan dari hasil koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan polisi, selain memperketat jarak tempat duduk dan antrean, lokasi loket bakal ditambah dari tiga lokasi menjadi lima lokasi. Selain itu, jika masih ada penumpukan warga yang mencairkan dana, waktu pencairan bisa diperpanjang.

Bahan Evaluasi

Camat Klaten Tengah, Sofan, mengatakan ada dua cara pencairan pencairan BST kepada para penerima yakni melalui rekening bank yang ditunjuk pemerintah serta Kantor Pos.

“Untuk pencairan di kantor Pos, kami bersama polsek dan koramil sudah meminta agar dilakukan physical distancing dan ada pengaturan waktu sehingga tidak terjadi penumpukan,” jelas dia.

Terkait data penerima BST di wilayah Klaten Tengah, Sofan mengakui ada yang tak tepat sasaran. Dia mencontohkan ada dua penerima BST di wilayah Buntalan yang tercatat masih dalam satu kartu keluarga (KK).

“Jadi ibu dapat anak juga dapat. Sudah dikumpulkan ketua RW. Ada kearifan lokal dan sudah dikondisikan yakni salah satu diberikan ke keluarga lain yang berhak. Memang ini menyalahi tetapi ini dilakukan atas kesadaran yang bersangkutan untuk meminimalisasi potensi konflik,” urai dia.

Salah satu penerima, Suratmi, 61, mengatakan dana yang diterima dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sejak suaminya tak lagi bekerja sebagai tukang bangunan dua bulan terakhir, kebutuhan keluarga Suratmi dan suaminya disokong oleh anak mereka.

“Sejak ada [virus] corona ini suami saya tidak nukang. Sebelumnya nukang di Jakarta. Kalau saya momong cucu,” kata Suratmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya