KULONPROGO—Warga Kulonprogo diminta menanak kembali pala kependem (umbi-umbian), sebagai salah satu upaya ketahanan pangan. Umbi-umbian jarang dibudidayakan karena dianggap bernilai ekonomi rendah.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ajakan itu disampaikan Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Sekda II, Nugroho, dalam kegiatan sarasehan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Desa Pagerharjo Samigaluh, Rabu (24/10/2012).
Kegiatan itu digelar oleh Forum Petani Kakao Kulonprogo, mengangkat tema Kemandirian Pangan Melalui Pemberdayaan Potensi Pangan Lookal yang Sehat, Aman dan Berimbang.
Bupati mengungkapkan potensi sumber daya alam Kulonprogo melimpah untuk mendukung ketahanan pangan. “Potensi pangan untuk warga, bisa ditanam di tanah Kulonprogo, tergantung pola pemeliharaannya,” kata dia.
Namun,ia menyayangkan kependem seperti ketela, ubi jalar, gembili, uwi, suweg dan gadung, sudah jarang ditanam. Padahal, menurutnya jika pala kependem itu diolah dengan baik, akan menjadi bernilai ekonomi tinggi.
Pada kesempatan itu, ia mengajak masyarakat untuk menanam kembali pala kependem di lahan mereka. “Masih banyak kami temukan lahan yang kosong tanpa tanaman, mari ditanami pala kependem. Hasilnya tidak sedikit, bahkan bisa membantu ketahanan pangan,” tandasnya.
Salah satu peserta sarasehan, Suprapti mengungkapkan tanaman pala kependem memang jarang dibudidayakan warga, kecuali singkong. Alasannya, pala kependem dianggap bernilai ekonomi rendah. Warga lebih senang menanam padi di sawah dan katukayuan di kebun.