SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Hari pangan sedunia jadi momentum meningkatkan kualitas

Harianjogja.com, SLEMAN — Untuk mewujudkan kemandirian pangan, Pemerintah Kabupaten Sleman berupaya pengembangan Desa Mandiri Pangan (DMP). Saat ini dari 86 desa di Sleman, hanya beberapa desa saja yang berstatus sebagai DMP.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, pengembangan DMP tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan sistem mandiri pangan serta meningkatkan ketahanan pangan di pedesaan. Dia berharap pengembangan DMP terus ditingkatkan demi tercapainya kedaulatan pangan. Dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama membuat trobosan dan inovasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Pelaksanaan Hari Pangan Sedunia ke XXXVII tahun ini, lanjut bupati, harus dijadikan momentum untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian dan menggalang kerjasama dengan pihak-pihak terkait. Utamanya, dalam meningkatkan sinergi dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

“Potensi pangan lokal perlu dikelola agar lebih optimal lagi,” ujarnya dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXVII di Kantor Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Kamis (22/9/2016).

Sementara itu Kepala DPPK Sleman Widi Sutikno menjelaskan, saat ini hanya beberapa desa yang statusnya sebagai DMP. Desa yang mendapat program DMP di antaranya Desa Wukirharjo Kecamatan Prambanan, Desa Sumberejo (Tempel), Desa Mororejo (Tempel), Desa Margomulyo (Seyegan), Desa Margoagung (Seyegan), Desa Sendangagung (Minggir), Desa Caturharjo (Sleman) dan Desa Kepuharjo (Cangkringan).

“Ke depan tentu akan dikembangkan lagi, masih diseleksi,” ujarnya.

Dia menembahkan, penyelenggaraan HPS di Sleman bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan pangan lokal sebagai pangan alternatif. Menurutnya, pemanfaatan bahan dasar lokal digalakkan untuk mendorong ide kreatif masyarakat.

“Dengan bahan dasar lokal, masyarakat bisa menciptakan varian produk baru sehingga olahan bahan pangan lokal nantinya memiliki nilai ekonomi yang lebih. Ke depan diharapkan menjadi alternatif bahan pangan,” harap Widi.

Widi menjelaskan, ketersediaan pangan di wilayah Sleman sangat mencukupi. Berdasarkan data ketersediaan dan kebutuhan pangan 2016 DPPK Sleman, ketersediaan pangan di lokal di wilayah Sleman mengalami surplus. Komoditi bahan pokok seperti ketersediaan beras (produksi dan stok) memiliki 122.686 ton dan kebutuhan konsumsi perbulan sejumlah 36.708 ton sehingga ketersedian beras surplus 85.978 ton. Komoditi daging sapi dan daging ayam juga mengalami surplus. Ketersediaan daging sapi sebanyak 449 ton dan kebutuhan konsumsi per bulan sebanyak 32 ton sehingga ketersediaan daging sapi mengalami surplus 417 ton.

Adapun stok daging ayam tercatat 19.019 ton sementara kebutuhan konsumsi per bulan sebanyak 518 ton. Telur ayam juga mengalami surplus sebanyak 15.687 ton dari total stok 16.345 ton dan kebutuhan konsumsi perbulan hanya 658 ton. Komoditi hasil pertanian seperti cabai merah dan kacang tanah juga mengalami surplus. Stok maupun produksi Cabai merah sebanyak 13.144 ton dan kebutuhan konsumsi perbulan 1.164 ton sehingga mengalami surplus 11.980 ton. Untuk kacang tanah stok 6597 ton dan konsumsi perbulan hanya 22 ton sehingga mengalami surplus 6.575 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya