SOLOPOS.COM - Keluarga tentara veteran yang tergabung dalam Forum Penghuni Rumah Negara melakukan penghormatan di depan foto para tentara veteran saat mengikuti upacara memperingati Hari Pahlawan di Monumen Mandala, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (10/11/2015). Aksi tersebut juga sebagai bentuk penolakan keputusan Pengadilan Negeri Makassar terhadap eksekusi 63 rumah dinas TNI di Makassar. (JIBI/Solopos/Antara/Abriawan Abhe)

Hari Pahlawan diperingati Presiden Jokowi di Surabaya. Ada cerita tentang veteran perang 10 November 1945 dalam upacara itu.

Solopos.com, SURABAYA — Pejuang veteran asal Surabaya sekaligus saksi sejarah peristiwa 10 November 1945, Heru Soewadji, menangis saat dipeluk Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela upacara peringatan Hari Pahlawan di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/11/2015).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya terharu dan bangga bisa dipeluk Presiden pada hari bersejarah ini dan di tempat perang saya dulu,” ujarnya ketika seusai upacara.

Menurut dia, kehadiran Presiden Jokowi pada peringatan Hari Pahlawan merupakan momen langka dan diakuinya belum ada Presiden yang melakukan hal serupa. “Perangnya itu di Surabaya, maka peringatan upacaranya juga harus di sini, di Tugu Pahlawan ini. Terima kasih Presiden, saya bangga pada Anda,” ucapnya sembari mengusap air mata.

Pejuang yang saat peristiwa berdarah 10 November 1945 masih berusia 17 tahun itu bercerita sedikit bagaimana dia dan pemuda-pemuda lainnya dari berbagai penjuru Tanah Air berjuang tak takut mati demi tegaknya Ibu Pertiwi.

“Arek-Arek Suroboyo dan rakyat saat itu bersatu melawan sekutu. Sekarang ini saya berpesan generasi muda meneruskan harapan kami dan pemerintah jangan ribut sendiri demi kepentingan pribadi maupun golongan,” kata pejuang Badan Keamanan Rakyat (BKR) tersebut.

Tidak hanya Heru Soewadji, sejumlah veteran dan rekan seperjuangannya juga mendapat ucapan terima kasih dari Presiden Jokowi atas perjuangan yang dilakukannya tanpa mengenal pamrih. “70 tahun silam, putra-putri dan pemuda Indonesia tiada gentar datang ke Surabaya di bawah pimpinan Bung Tomo. Mereka datang dari pelosok Tanah Air untuk bersatu melawan penjajah,” kata Presiden dalam upacara.

Para pemuda-pemuda bangsa, lanjut dia, pantang menyerah mengibarkan benderah merah putih bersama kiai dan santri dengan cara masing-masing mewakafkan hidupnya untuk berjihad demi bangsa melawan penjajah. “Atas nama Negara, saya ucapkan terima kasih kepada pejuang, veteran, keluarga dan ahli waris para pahlawan kusuma bangsa atas jasa dan pengorbanan yang diberikan bangsa untuk Indonesia,” ujarnya.

Dalam peringatan Hari Pahlawan ini, Jokowi menyempatkan membaca petikan kalimat penyemangat Bung Tomo dan memekikkan kata Merdeka diakhir amanatnya. “Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga,” kata Presiden menirukan kalimat Bung Tomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya