SOLOPOS.COM - Mbah Harjo saat bercengkerama bersama Bripka Winardi, Kamis (10/11/2016) di kediamannya di kawasan Dusun Kadirojo, Desa Palbpang, Kecamatan Bantu. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Hari pahlawan menjadi momentum untuk mengenang perjuangan para pejuang

Harianjogja.com, BANTUL- Merdeka telah diraih Bangsa Indonesia sejak 71 tahun lalu. Kemerdekaan telah dicapai melalui perjuangan para pahlawan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga : HARI PAHLAWAN : Mbah Harjo, Potret Masa Tua Sang Serdadu Tangguh

Kini, apakah para pahlawan sudah berhenti berjuang? Mbah Harjo menjadi salah satu potretnya.

Pria berusia 95 tahun asal Dukuh Kadirojo, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul kini masih belum berhenti berjuang.

Sukatmi, sulung Mbah Harjo menuturkan kisah hidup tentang bapaknya. Ternyata kehidupan bapaknya sangat tidak mudah. Mulai dari berpindah-pindah tugas, hingga harus rela kehilangan istri-istri dan anaknya lantaran meninggal tertembak Belanda.

Memang, semasa muda, Mbah Harjo sudah empat kali menikah. Gara-gara amunisi Belanda lah, ia harus kehilangan tiga istri yang dinikahinya secara beruntun itu.

Beruntung, saat menjalin rumah tangga bersama istrinya yang terakhir, Notowagiyem, situasi negara sudah jauh lebih aman. Alhasil, dari rahim perempuan yang juga warga asli Kadirojo itu, lahirlah 3 anak. “Selain saya, ada dua adik saya, masing-masing Suratmi dan Ruwanto.”

Setelah Indonesia benar-benar merdeka, perjuangan Mbah Harjo belum usai. Jika saat masa revolusi ia berjuang mengangkat senjata, kali ini ia harus berjuang mengangkat derajat keluarganya.

Satu-satunya jalan yang ada di kepalanya ketika itu adalah melalui pengakuan pemerintah atas gelar veteran pada dirinya.

Perjuangan ini pun tak mudah. Tak terhitung sudah berapa orang yang meminta sejumlah uang kepada Mbah Harjo dengan iming-iming akan pengajuan dokumen ketentaraannya. Tak terhitung pula berapa puluh juta sudah ia keluarkan untuk hal yang sama.

Barulah, sekitar tahun 2008 lalu, Surat Keputusan (SK) dari pemerintah pusat mengenai gelar veteran, ia peroleh. Betapa bersyukurnya Mbah Harjo ketika itu. Ia merasa usia hidupnya kini sudah nyaris sempurna.

“Saya senang sekali. Tiap bulan dapat uang pensiunan Rp2.050.000. Lumayan untuk beri uang saku kepada cucu. Juga untuk saya jajan. Saya suka makan nasi padang soalnya,” ujarnya begitu saja, memancing kami semua tertawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya