SOLOPOS.COM - Jokowi (Foto: Dokumentasi)

Jokowi (Foto: Dokumentasi)

JAKARTA—Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, hari ini Rabu (28/11/2012) menyatakan siap mengambil keputusan soal berlanjut tidaknya proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

“Sudah kelamaan ini. Kalau tidak ada data yang terlalu bertentangan dengan yang saya miliki, maka akan langsung diputuskan saat itu,” kata Jokowi di Jakarta, Selasa (27/11).

Bila pembangunan MRT dilanjutkan, dia menargetkan pembangunan MRT tahap I untuk jalur Lebak Bulus-Bundaran HI bisa dipercepat sehingaa bisa rampung selambat-lambatnya pada 2015. Sementara pembangunan untuk tahap kedua yakni dari Bundaran HI-Kampung Bandan bisa dirampungkan pada 2017.

Sistem anggaran, jelasnya, untuk pembangunan tahap pertama sudah dilakukan melalui perjanjian kerja sama antara pemerintah pusat dan Japan International Cooperation Agency. Untuk pembangunan tahap kedua, sambung Jokowi, berpotensi mengalami perubahan.

“Yang tahap kedua, DED (Detail Engineering Design)-nya saja belum dilakukan. Nanti kalau yang tahap dua, [pendanaannya] bisa cari yang lain,”tuturnya.

Sudah diketahui, sejak menjabat sebagai Gubernur DKI sekitar enam minggu lalu, Jokowi ingin memastikan bagaimana kemampuan PT MRT dalam melakukan return of investment, jenis sistem yang diterapkan untuk meningkatkan jumlah penumpang, serta jenis perjanjian kerja sama yang dibangun dengan pihak Jepang.

Dia menegaskan tidak akan mengambil keputusan yang akan memberikan dampak besar secara terburu-buru. Kalau data sudah lengkap dan pihak MRT bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, keputusan akan diambil.

Sebelumnya, pihak MRT telah memberikan klarifikasi mengenai proses pembiayaan pembangunan MRT di Jakarta yang belakangan disebut terlalu mahal. Menurutnya, membandingkan capital cost/km di Indonesia dengan negara lainnya dalam pembiayaan pembangunan moda transportasi massal tersebut dinilai kurang akurat.

Sejauh ini, jelas Dirut PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo, beberapa kalangan mengatakan proyek MRT membutuhkan biaya pembangunan Rp1 triliun/km. Hitungan tersebut diperoleh dengan membagi jumlah pinjaman yakni sekitar Rp16 triliun untuk membangun jalur MRT sejauh 15,7 km.

“Harga kontrak di negara lain tersebut sudah terjadi lebih dari 10 tahun yang lalu. Proses perbandingan dilakukan tanpa memperhatikan eskalasi harga ke tahun yang sama,” ujar Tribudi.

Dia mencontohkan, capital cost/km untuk pembangunan MRT Singapura pada 1990 adalah US$37,3 juta. Sementara setelah dilakukan penyesuaian menggunakan US construction cost index untuk 2002, biaya yang dikeluarkan menjadi US$54,4 juta.

Proses perbandingan harga, ujar Tribudi, bisa dilakukan dengan membandingkan pembangunan Shanghai Metro dan Bangalore Metro India yang baru beroperasi 5 tahun lalu.

“Itu pun perlu dilakukan penyesuaian harga ke 2012. Dengan demikian dapat sama-sama membandingkan secara apple to apple, dengan mempertimbangkan spesifikasi/kondisi teknis, tahun pembangunan, eskalasi harga, dan terutama segragasi strukturnya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya