SOLOPOS.COM - Jamasan salah satu kereta milik kraton Ngayogyokarto Hadiningrat. (Desi Suryanto/Harian Jogja/Ilustrasi)

Nyai Jimat saat dimasukan ke dalam museum setelah dijamasi, Selasa (27/11/2012). (Andreas Tri Pamungkas/JIBI/Harian Jogja)

JOGJA—Kereta pusaka milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Kanjeng Nyai Jimat dan Kyai Wimono Putro dijamasi atau dicuci di Museum Kereta Rotowijayan Jogja, Selasa (27/11/2012). Ratusan warga berebut air bekas jamasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Prosesi jamasan kereta pusaka itu dilakukan setiap bulan Sura pada Selasa Kliwon. Setiap tahun prosesi jamasan selalu berlangsung di dua tempat, yakni di Gedhong Pusaka yang merupakan tempat menyimpan sejumlah pusaka utama keraton dan di Museum Kereta Rotowijayan.

Jamasan pusaka di Gedhong Pusaka dipimpin Sultan yang sedang berkuasa dan tertutup untuk umum, sedangkan jamasan di museum kereta dipimpin oleh sesepuh dan terbuka untuk umum.

Kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat merupakan kereta yang ditarik delapan kuda yang dipesan langsung dari Belanda pada 1750. Kereta itu digunakan pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengku Buwono V. Kereta tersebut biasanya digunakan untuk upacara-upacara kebesaran atau penobatan raja.

Sedangkan,  untuk kereta pendamping yang dicuci selalu berganti setiap tahun. Tahun ini giliran Kyai Wimonoputro. Tercatat di museum total ada sebanyak 23 kereta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya