Solopos.com, JAKARTA — Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada 28 November 2012 menetapkan 21 Maret sebagai Hari Hutan Sedunia. Hari Hutan Sedunia bertujuan agar setiap negara saling berbagi mengenai visi misi kehutanan dan kaitannya dengan perubahan iklim di seluruh dunia. Selain itu menyusun sejumlah strategi yang harus dilakukan. Mengutip Wikipedia, setiap tahun sekitar 13 juta hektare hutan menghilang dari muka bumi.
Bersamaan dengan hilangnya hutan, hilang pula ekosistem yang ada di dalamnya, termasuk spesies tumbuhan dan hewan langka. Sebanyak 80 persen keanekaragaman hayati berdiam di hutan. Deforestasi menyebabkan 12 hingga 18 persen emisi karbon dunia tidak terserap. Nilai tersebut setara dengan emisi karbon dari transportasi di seluruh dunia. Hutan juga merupakan media sekuestrasi karbon yang utama. Selain ekosistem, populasi manusia terutama masyarakat adat di sekitar hutan sangat bergantung pada hasil hutan non-kayu untuk penghidupan mereka.