SOLOPOS.COM - Sri Sultan Hamengku Buwono X-Gubernur DIY (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Hari guru menjadi momentum untuk Sultan mengingatkan para guru agar tidak korupsi

Harianjogja.com, BANTUL– Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengingatkan guru soal korupsi. Pesan itu disampaikan dalam perayaan hari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang digelar di Bantul, Jumat (27/11/2015).

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Sultan Hamengku Buwono X memberikan sambutan pada perayaan hari PGRI yang digelar di Pendapa Parasamya Pemkab Bantul, Jumat pagi. Gubernur antara lain menyinggung masalah korupsi yang kini merebak di Tanah Air. “Tidak baik bagi guru untuk korupsi,” kata Sultan dalam sambutannya.

Pernyataan itu antara lain menyinggung salah satu modus korupsi di bidang pendidikan yang pernah terjadi di DIY seperti pemalsuan syarat seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk guru honorer kategori II (K2) beberapa waktu lalu.

“Jarene [katanya] pengabdian kepahlawanan jangan menyalahgunakan, mestinya begitu,” kata Sultan seusai sambutan saat disinggung soal kasus honorer K2.

Bila kemudian ditemukan penyelewengan oleh guru, maka selayaknya diteruskan ke penegak hukum.

Selain masalah korupsi, Sultan juga menyinggung persoalan integritas terkait kinerja guru. Gubernur mengatakan, hadiah yang selama ini diterima guru seperti peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi harus disertai dengan karya. “Alam mengajarkan jangan berhenti berkarya atau kita jadi tua dan tak berguna,” ujarnya.

Sultan Hamengku Buwono X dalam perayaan hari PGRI juga mendorong guru di DIY untuk melek teknologi. Antara lain memanfaatkan akses internet untuk menambah pengetahuan.

Sultan merujuk sebuah riset masih minimnya akses internet warga Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Padahal, kata dia Indonesia termasuk salah satu negara dengan pembelian gadget terbesar di Asia Tenggara.

Guru juga dituntut membekali siswa dengan berbagai keterampilan agar selalu dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Meskipun demikian, pendidikan budi pekerti serta pendidikan bermuatan lokal tetap menjadi bagian penting dalam sistem pengajaran di Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya