Solopos.com, SOLO-Pemerintah kini semakin serius untuk menghilangkan kasus gizi buruk, khususnya di tengah Hari Gizi Nasional 2022. Untuk merayakan Hari Gizi Nasional maka para ibu dan ayah harus bisa mendeteksi tanda-tanda bayi mengalami kekurangan gizi.
Kementerian Kesehatan menilai bahwa status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan, dan tinggi badan. Pengukuran kondisi gizi anak bisa dilakukan di Posyandu di tiap wilayah untuk mengetahui ada-tidaknya tanda gizi buruk balita.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Orang tua harus memiliki pengetahuan tentang gizi buruk pada anak sedini mungkin. Begini ciri-cirinya:
1. Balita sering merasa cepat lelah
2. Mudah marah
3. Sering sakit karena daya tahan tubuh rendah
Baca Juga: Begini Cara Menangani Diabetes pada Anak Seperti Diidap Matthew White
4. Kulit anak terasa kering dan bersisik
5. Pertumbuhan terhambat
6. Perut balita terlihat buncit
7. Bila ada luka susah sembuh
8. Massa otot berkurang
9. Pertumbuhan intelektual dan perilaku pelan
10. Gangguan pencernaan
Pada Hari Gizi Nasional 2022, setiap orang tua harus mengetahui sumber makanan yang tepat untuk bayi. Bayi mengonsumsi nasi, roti, kentang, jagung, makaroni, mi dan singkong untuk mendapatkan karbohidrat.
Baca Juga: Ortu Jangan Tabu Beri Edukasi Terkait Reproduksi kepada Anak Difabel
Sementara itu, sumber protein bisa diperoleh dari sosis, tempe, tahu, kacang, ikan, kacang-kacangan. Mengutip dari situs Primaya Hospital dan Bisnis.com, Selasa (25/1/2022), diagnosis yang tepat pada masalah balita gizi buruk penting untuk mencegah konsekuensi yang lebih berat pada masa mendatang. Bila orang tua mengetahui bahwa balitanya memiliki tanda gizi buruk, maka sebaiknya balita segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mengutip laman hellosehat.com, Selasa (25/1/20220), kondisi gizi buruk pada anak tidak terjadi secara instan atau singkat. Artinya, anak yang masuk ke dalam kategori gizi buruk sudah mengalami kekurangan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Jika diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) yang mengacu pada WHO dengan berbagai indikator pendukung, anak dengan kondisi gizi buruk memiliki kategori sendiri. Pada anak, bisa dikatakan mengalami gizi buruk ketika hasil pengukuran indikator BB/TB untuk status gizinya kurang dari 70 persen nilai median.
Baca Juga: Mengenal Diabetes pada Anak Seperti Dialami Aktor Matthew White
Mudahnya, nilai cut off z score berada nilai pada kurang dari -3 SD. Gizi buruk paling sering dialami oleh anak balita ketika tubuhnya kekurangan energi protein (KEP) kronis.