SOLOPOS.COM - Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Hari Buruh Sedunia setiap 1 Mei menjadi momentum kalangan pekerja membangun kesadaran tentang pentingnya pengetahuan perburuhan

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

 

Kanalsemarang.com, KUDUS- Peringatan “May Day” atau Hari Buruh Sedunia setiap 1 Mei menjadi momentum kalangan pekerja membangun kesadaran tentang pentingnya pengetahuan perburuhan, kata Koordinator Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Kudus Slamet Machmudi.

“‘May Day’ yang digelar hari ini (1/5/2015) di Alun-Alun Kudus menjadi momentum bagi buruh dalam membangun kesadaran pentingnya pengetahuan tentang perburuhan,” katanya di Kudus seperti dikutip Antara, Jumat (1/5/2015).

Hingga saat ini, katanya, mayoritas buruh di Kabupaten Kudus belum mengetahui bahwa setiap 1 Mei menjadi peringatan Hari Buruh Sedunia.

“Bukti bahwa mayoritas buruh di Kudus tidak mengetahui ‘May Day’, diketahui dari hasil survei terhadap buruh di Kudus,” ujar Slamet Machmudi yang juga koordinator unjuk rasa dalam peringatan Hari Buruh Sedunia 2015 di alun-alun setempat.

Ia mengatakan ratusan reponden tersebut berasal dari beberapa perusahaan, yakni mulai dari pekerja di sektor industri rokok, elektronik, percetakan, dan mebel.

Survei dengan metode wawancara tersebut, kata dia, dilakukan mulai 20-28 April 2015.

Dari jumlah responden tersebut, kata dia, hanya 13 buruh yang mengetahui Hari Buruh Sedunia tersebut, sedangkan selebihnya tidak mengetahui.

Hal itu, kata dia, menjadi gambaran betapa minimnya informasi terkait dengan perburuhan di kalangan buruh di Kudus.

“Kami menduga kondisi yang sama juga berlaku pada aspek pengetahuan buruh terhadap regulasi perburuhan yang ada,” ujarnya.

Aksi demo di Alun-Alun Kudus diwarnai pula dengan teatrikal yang menggambarkan buruh masih terbelenggu dan tidak mampu melepaskan diri dari intimidasi serta ancaman pemutusan hubungan kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya