SOLOPOS.COM - Aksi pra May Day atau Hari Buruh di Tangerang, Senin (27/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Hari buruh yang kini menjadi libur nasional diperingati kaum buruh berdemo.

Solopos.com, SEMARANG — Ribuan buruh di Jawa Tengah (Jateng) akan turun ke jalan, menggelar demonstrasi memperingati Hari Buruh Sedunia 1 Mei atau May Day.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (FKSPN) Jateng, Nanang Setiyono mengatakan telah menyiapkan satu unit trailer sebagai panggung utama untuk berorasi.

“Diperkiran sekitar 10.000 buruh anggota FKSPN Jateng akan turun ke jalan,” katanya kepada Solopos.com di Semarang, Rabu (29/4/2015).

Aksi buruh, lanjut dia, akan dipusatkan di depan Kantor Gubernur Jateng di Jl. Pahlawan, Kota Semarang, dengan mengusung tema Nawa Duka plesetan dari program Presiden Joko Widodo (Jokowi), Nawa Cita.

Pasalnya, sambung Nanang, kondisi buruh di Jateng belum sejahtera, sebagaimana janji-janji Presiden dalam Nawa Cita.
“Jadi kami mengusung tema Nawa Duka, karena nasib buruh masih menderita,” tandasnya.

Dia menambahkan ada sembilan tuntutan yang akan disampaikan kepada pemerintah, antara lain menolak upah murah dan penghapusan outsourcing atau pekerja kontrak.

Revisi Peraturan Gubernur Jateng No. 65/2014 tentang Pedoman Survai kebutuhan hidup layak (KHL) buruh; penegakan hukum ketenagakerjaan; menolak upaya pembungkaman serikat pekerja; dan menolak pembangunan rumah susun dari uang buruh.

Secara terpisah, juru bicara Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng, Prabowo mengungkapkan pihaknya juga akan turun ke jalan dengan mengusung Nawa Duka.

“Kami mengusung tema Nawa Duka atau sembilan penderitaan para buruh,” ungkap dia.

Menurut Prabowo kesejahteraan buruh sampai sekarang masih sangat memprihatinkan, karena upahnya murah dan belum ada jaminan kesejahteraan.

“Melalui peringatan Hari Buruh Sedunia pemerintah supaya serius memperhatikan nasib buruh,” tandas dia.

Tolak BPJS
Sementara itu, Ketua Konfederasi Serikat Pekrja Nasional (KSPN) Jateng, Slamet Kaswanto menyatakan pada demonstrasi peringatan Hari Buruh Sedunia menyuarakan tuntutan menolak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BPJS Kesehatan menurut dia, tidak berpihak kepada buruh, karena harus membayaran iuran sendiri yang memberatkan buruh yang gajinya masih rendah.

“Beban iuran BPJS Kesehatan relatif tinggi, padahal ketika masih Jamsostek iuran ditanggung perusahaan,” ucap dia.

Di samping itu, imbuh Slamet, pihaknya juga menolak kebjakan perusahaan yang memberlakukan sistem kerja target kepada buruh, bukan berdasarkan pada jam kerja.

Di mana setiap buruh dibebani dengan target tertentu dan jika tidak memenuhi targetnya maka diwajibkan untuk menambah jam kerjanya tanpa diberikan dengan uang lembur. “Kami menolak sistem kerja target ini, karena merugikan para buruh,” tukas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya