SOLOPOS.COM - Aksi menanam mangrove yang dilakukan pemuda lintas agama guna memperingati Hari Bumi ke-47 di pesisir Desa Trimulyo, Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (23/4/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Hari Bumi diramaikan 400 pemuda yang menyentuh Bumi dengan hati dengan cara menanam 10.000 bibit mangrove di kawasan Trimulyo, Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Hari Bumi yang diperingati secara internasional sejak 22 April 1970 menginspirasi warga Kota Semarang menanam 10.000 bibit mangrove di kawasan Trimulyo, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan bertajuk Menyentuh Bumi dengan Hati yang diprakarsai Gereja St. Theresia Bongsari, Gereja St. Yusup Gedangan, Suster Penyelenggara Ilahi (PI), serta mahasiswa kaum muda lintas agama itu melibatkan sekitar 400 pemuda. “Manusia semua anak bumi. Kita selama ini sudah menyentuh Bumi. Tetapi, apakah sudah menyentuh Bumi dengan hati? ” tanya Romo Agustinus Sarwanto dari Paroki Bongsari Semarang, di Semarang, Sabtu (22/4/2017).

Ratusan pemuda yang terlibat dalam kegiatan itu antara lain dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, dan siswa-siswi dari berbagai sekolah. “Kalau menyentuh Bumi tetapi tidak berhati-hati malah bisa teralienasi dari Bumi. Bahkan, kadang ada manusia yang merasa tidak dari Bumi. Kenapa? Apa yang mereka lakukan tidak mendukung Bumi,” ungkapnya.

Itulah mengapa, kata dia, anak-anak muda yang diajak untuk berperan aktif dalam kegiatan penanaman mangrove, sebab anak-anak muda adalah pemilik masa depan yang harus sadar untuk merawat kelestarian Bumi. “Dari kegiatan ini, mereka juga akan diajak membersihkan sampah di pantai, serta diedukasi mengenai dampak dari global warming. Bibit mangrove juga kami beli dari warga sekitar yang budi daya,” katanya.

Bukan hanya menanam mangrove, Romo Sarwanto melalui kegiatan yang mencerminkan kerukunan umat beragama Kota Semarang itu juga mendorong munculnya banyak kelompok peduli lingkungan dari kegiatan itu yang akan terus merawat tanaman-tanaman bakau yang sudah ditanam agar terus lestari.

Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan Menyentuh Bumi dengan Hati Ignatius Natalis Utomo menjelaskan kegiatan yang berlangsung pada Minggu (23/4/2017) itu dijadwalkan dibuka Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. Selain menanam tanaman bakau, Kegiatan Menyentuh Bumi dengan Hati diisi pula dengan aksi sosial pasar sembako murah, pertunjukan kesenian, serta pengobatan gratis di Kelurahan Trimulyo, Semarang.

“Kegiatan ini didukung banyak pihak, termasuk pengusaha. Seperti dari Janish Home, industri mebel yang selama ini menggunakan bahan baku dari alam, yakni kayu. Mereka tergerak melestarikan bumi,” katanya. Tanaman bakau, kata dia, selama ini telah terbukti menyelamatkan ekosistem pantai untuk berkembang biak berbagai biota, mencegah abrasi pantai, mengurangi polusi udara, dan bisa mengurangi bahaya tsunami di pesisir.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya