SOLOPOS.COM - Ilustrasi belanja online (JIBI/Dok)

Hari Belanja Online Ramadan mengungkap perilaku orang Indonesia.

Solopos.com, JAKARTA — Menjelang bulan Ramadan dan hari raya ldulfitri, biasanya menjadi periode konsumtif kebanyakan masyarakat Indonesia. Itu dibuktikan dengan adanya Hari Belanja Online Ramadan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip dari Okezone, Kamis (23/6/2016), seiring dengan banyaknya layanan belanja online, cara berbelanja menjadi berubah dari yang semula on the spot, kini cukup dengan duduk di depan komputer dan smartphone.

Mengetahui pangsa pasar yang cukup besar, sejumlah pelaku e-commerce, berafiliasi membentuk suatu acara yang disebut Harboldan atau Hari Belanja Online Ramadan. Acara tersebut sukses diadakan pada Mei 2016, dan kini untuk menyambut lebaran, Harboldan jilid kedua dilaksanakan pada 26 Juni 2016.

Ketua Panitia Harboldan sekaligus Co-Founder dari Livaza, Fitri Karnadi, mengungkapkan pola kebiasaan masyarakat dalam berbelanja online di bulan Ramadan ini.

“Masyarakat kita memiliki akses untuk berbelanja online di jam-jam tertentu, misalnya di pukul 11 siang di mana saat itu mendekati jam istirahat kerja, dan pukul 19.00 saat pulang dari kantor atau kerjaannya. Dari semua kategori belanja online yang ada, pilihan terbanyak yang menarik konsumen masih dipegang oleh fashion and beauty,” ungkap Fitri.

Selain itu, Fitri juga mengungkapkan trafik pengunjung masyarakat Indonesia untuk berbelanja online di Juni 2016 ialah sekitar 400.000-an pengunjung. Dari jumlah tersebut, diakui Fitri, lebih banyak diakses melalui perangkat mobile seperti smartphone.

Berdasarkan data dari Google dan Facebook, pada pekan pertama lebaran masyarakat lebih banyak berbelanja produk home appliance dari pada jenis barang lainnya. Sedangkan menginjak pekan kedua, tren pembelian beralih ke perangkat smartphone dengan pertumbuhan di kisaran 31%.

“Karena kami sendiri lebih banyak menjual barang elektronik, atau gadget, maka di pekan pertama Ramadan konsumen lebih banyak belanja di home appliance, tapi di pekan kedua, lebih banyak ke smartphone dengan peningkatan sekitar 31% dari sebelumnya,” ungkap Head of Marketing JD.ID, Wenni Setiorini.

“Untuk pola jamnya sendiri, sebenarnya dari pukul 03.00 setelah subuh mereka sudah mulai mencari-cari barang secara online, mungkin karena saat itu bertepatan dengan jam makan sahur. Kemudian trafik tersebut menurun pada pukul 11.00 hingga 24.00 malam. Biasanya, kebanyakan dari mereka mencari barang yang nilainya di atas 2 juta lebih,” tutup Wenni.

Dengan adanya Harboldan tersebut, diharapkan juga dapat memindahkan sebagian transaksi jual-beli ke ranah online melalui promo dan diskon yang ditawarkan oleh lebih dari 30 pelaku e-commerce di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya