SOLOPOS.COM - Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Yulianita, memasang stiker anti korupsi pada kaca salah satu mobil dalam aksi simpatik memperingati Hari Anti Korupsi Internasional di depan kantor kejari, Minggu (9/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Yulianita, memasang stiker anti korupsi pada kaca salah satu mobil dalam aksi simpatik memperingati Hari Anti Korupsi Internasional di depan kantor kejari, Minggu (9/12/2012). (JIBI/SOLOPOS/Ivan Andimuhtarom)

KLATEN – Aksi simpatik memperingati Hari Anti Korupsi Internasional digelar oleh pimpinan dan staf Kejaksaan Negeri (Kejari) Klaten, Minggu (9/12/2012). Namun, aksi yang dilangsungkan di ruas jalan depan kantor Kejari Klaten itu ditanggapi sinis oleh sebagian warga masyarakat yang melihat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kejari Klaten, Yulianita, ketika ditemui Solopos.com di sela-sela acara, Minggu, menggatakan pihaknya membagikan bunga dan stiker kepada masyarakat, khususnya para pengguna jalan. Hal ini menurutnya dilakukan agar masyarakat semakin menyadari bahaya korupsi di sekitar mereka.

Lebih lanjut, ia menegaskan penindakan tindak pidana korupsi saat ini sudah dilakukan sampai ke lapisan bawah. Untuk itu, imbuh dia, masyarakat harus bersedia bekerja sama dengan kejari sewaktu-waktu menemukan dugaan korupsi.
“Masyarakat bisa melaporkan dugaan korupsi yang mereka temukan kepada kami,” ujar dia.

Pantauan Solopos.com, puluhan pegawai Kejari Klaten membagikan beberapa jenis stiker. Pada salah satu stiker tertulis “Saatnya, berkata jujur.” Sedang pada stiker yang lain tertulis,” Awas! Bahaya laten korupsi.” Beberapa buah kaos juga dibagikan secara gratis kepada masyarakat sekitar.

Dalam aksi itu, Kepala Kejari Klaten memasang stiker ke beberapa mobil yang berhenti di traffic light. Setelah meminta izin kepada pengendara di dalam mobil, Yulianita memasang stiker di bagian kaca depan mobil, baik mobil pribadi maupun instansi. Tercatat, mobil polisi dan PLN Klaten ditempeli stiker langsung olehnya.

Sementara itu, melihat dari depan Kantor Dinas Pendidikan Klaten, seorang warga, Wiyono, 43, menanggapi sinis aksi yang dilakukan pihak kejari tersebut. Menurutnya, semua yang dilakukan oleh kejari hanya sekadar acara simbolik yang jauh dari kenyataan di lapangan. “Kalau semangat pemberantasan korupsi memang nyata, seharusnya semua kasus segera diselesaikan. Saya melihat penindakan terhadap tindak pidana korupsi di Indonesia secara umum masih tebang pilih. Itu di Semarang, banyak kasus yang sudah mendapat P21, tetapi kok sampai sekarang tidak juga ditangani,” ujarnya.

Ia menilai, permasalahan korupsi yang menggurita di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh ketidaktegasan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Ia berharap pemberantasan korupsi tak sekadar wacana petinggi-petinggi negara.
“Kalau presiden tegas, apa mungkin bawahannya mau berani?” ungkap Wiyono.

Warga lain yang melihat aksi tersebut, Aris, 40, mendukung aksi kejari. Ia berharap, Kejari Klaten serius dalam memberantas korupsi di Klaten. “Kalau mencegah, saya rasa tidak mungkin. Yang bisa dilakukan penegak hukum ya memberantas pelaku korupsi itu,” kata dia. Warga lain, Prapto, 58, berharap korupsi di Indonesia dapat dibersihkan agar masyarakat lebih makmur. “Saya ini cuma penarik becak. Saya berharap rakyat kecil seperti kami bisa lebih makmur setelah kerupsi diberantas,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya