SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekerasan terhadap anak (JIBI/Solopos/Dok)

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yambise menyayangkan masih adanya guru yang melakukan kekerasan terhadap siswa.

Solopos.com, PEKANBARU — Menteri PPPA Yohana Yambise mengakui kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi, khususnya di Riau.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“Ada hal lain yang menjadi masalah di seluruh Indonesia khususnya di Riau. Riau tercatat terbesar kedua di Indonesia untuk kasus KDRT [kekerasan dalam rumah tangga], pernikahan dini anak, dan lebih miris lagi trafficking anak di Batam termasuk Tanjung Pinang,” kata Yohana dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2017 yang digelar di Riau, Pekanbaru, seperti dilansir Antara, Minggu (23/72017).

Ia berharap FAN yang menjadi forum pendahuluan peringatan Hari Anak Nasional dapat bersama-sama dengan pemerintah menyosialisasikan kampanye antikekerasan terhadap anak-anak.

“Ibu Menteri tadi menanyakan langsung apakah masih ada pernikahan usia muda? Anak-anak masih kecil dipaksakan untuk menikah, apakah anak-anak setuju menikah di usia muda?” tanya Yohana kepada peserta.

“Tidak,” jawab anak-anak.

“Setelah itu masih ada kasus kekerasan terhadap anak, orang tua masih pukul anak tidak?” tanya Yohana.

“Masih,” jawab anak-anak.

“Wah ini berarti keluarga belum ramah anak, di sekolah guru-guru masih pukul anak tidak?” tanya Yohana.

“Masih,” jawab anak-anak yang berjumlah sekitar 3.000 orang.

“Mana gurunya dipanggil ibu Menteri. Berhadapan dengan anak-anak tidak boleh ada kekerasan fisik, tidak boleh ada baku pukul, tidak boleh ada perundungan anak-anak. diingatkan, jangan ada perundungan anak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya