SOLOPOS.COM - Salah satu adegan dalam aksi teaterikal yang digelar Jaringan Jurnalis Perempuan (JJP) di Jl. Pahlawan, Semarang, Jumat (22/7/2016). Aksi ini digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh 23 Juli. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli diramaikan Jaringan Jurnalis Perempuan (JJP).

Semarangpos.com, SEMARANG — Jaringan Jurnalis Perempuan (JJP) atau yang akrab disapa jupe mempersoalkan predikat kota layak anak yang disandang Kota Semarang. Kondisi ini menyusul masih banyaknya kasus kekerasan pada anak di Semarang yang belum ditangani.

Promosi Sukomulyo Gresik Pemenang Desa BRILiaN Kategori Pengembangan Wirausaha Terbaik

Pernyataan ini disampaikan Ketua Jupe, Rita Hidayati, di sela-sela aksi kelompoknya di depan Patung Diponegoro, Jl Pahlawan, Pleburan, Jumat (22/7/2016). Aksi belasan anggota Jupe itu digelar dalam rangka menyambut peringatan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli nanti.

“Berdasar data yang kami ambil dari BP3AKB [Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana] Jateng, hingga semester pertama memasuki semester kedua tahun ini, sudah ada 566 anak yang telah mengalami kekerasan di Jateng. Itu untuk usia 0-17 tahun. Ini sangat memperihatinkan,” ujar Rita kepada wartawan.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara di Semarang, Rita melihat kasus kekerasan terhadap anak juga masih memprihatinkan. Bahkan di Semarang ada kasus kekerasan seksual pada anak yang ditemukan di Banyumanik, yang hingga kini belum ditangani pihak kepolisian.

“Saat kami tanya kasus itu ke penyidik di Polrestabes, katanya kasusnya belum bisa disidangkan karena belum ada saksi. Kami sangat menyayangkan,” imbuhnya.

Dengan banyaknya kasus kekerasan itu, Rita pun mempertanyakan indikator yang membuat beberapa kabupaten/kota di Jateng menyandang predikat kota layak anak, termasuk Semarang.

“Indikatornya harus diperjelas. Kenapa bisa disebut kota layak anak. Wong, kasus kekerasannya masih banyak,” imbuh Rita.

Sementara itu dalam aksi menyambut peringatan HAN itu, belasan anggota Jupe menampilkan sebuah mini drama yang berjudul Sekolah Alam, Pelajaran : Anak Indonesia Harus Bahagia.

Dalam pementasan yang digelar di pinggir Jl Pahlawan itu, para anggota Jupe mengenakan seragam anak-anak sekolah. Mereka juga menampilkan teaterikal dari seorang siswa yang diperlakukan secara kejam oleh rekan sekolahnya.

“Drama ini mengambil tema Anak Indonesia Harus Bahagia. Kami ingin ke depan kekerasan terhadap harus dihilangkan dan anak Indonesia kembali mendapatkan hak-haknya sebagai seorang anak, yakni hak tumbuh kembang, hak hidup lebih layak, hak perlindungan dan hak partisipasi,” ujar salah satu pemeran drama, Shinta Ardiyani.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya