SOLOPOS.COM - Aksi teatrikal Kawasan aktivis peduli lingkungan hidup di Taman Kota Wonosari, Gunungkidul, Selasa (22/3/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Hari air sedunia diperingati aktivis di Gunungkidul dengan aksi teatrikal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dalam rangka peringatan hari air sedunia yang jatuh tepat pada Selasa (22/3/2016) sejumlah aktivis peduli lingkungan hidup di Wonosari menggelar aksi sindir kepada pemerintah kabupaten terhadap eksploitasi penggunaan air bawah tanah oleh para investor di bumi Handayani yang mulai menjamur. Aksi tersebut digelar di Kawasan Taman Kota Wonosari, Gunungkidul.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Aksi tersebut dilaksanakan secara secara singkat dengan menggunakan properti sederhana. Guntur Susilo, proyek seni kegiatan tersebut mengawali aksi protesnya dengan mengguyur tubuh yang sebelumnya telah digambar bangunan gedung bertingkat dengan air dari kendi.

Kemudian seorang laki-laki berjas dan berdasi yang menggambarkan sosok investor bergerak menggunting kaos dan  beberapa aktivis lainnya melempari koin ke arah Guntur yang menggambarkan tanah Gunungkidul telah dibeli oleh investor.

Salah seorang aktivis peduli lingkungan hidup, Ervan Bambang mengungkapkan aksi tersebut sebagai bentuk kritik kepada pemkab Gunungkidul agar segera menghentikan ulah investor yang semakin menggerogoti ketersediaan air bawah tanah di Gunungkidul untuk kepentingan usaha pribadi.

Seiring dengan program pemkab untuk mengembangkan pariwisata Gunungkidul, saat itu juga mulai banyak investor asing yang datang dan merampas hak penduduk asli Gunungkidul, salah satunya air bawah tanah.

“Pembangunan hotel, restoran cukup banyak mengambil debit air bawah tanah, sedangkan masyarakat Gunungkidul sendiri masih membutuhkan, bahkan kekurangan air bersih,” kata dia.

Ia berharap pemkab dapat segera memberi perhatian untuk membatasi penggunaan air tanah secara bebas oleh investor. Investasi tanpa mempedulikan kondisi alam akan  membuat masyarakat menderita.

Menurutnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang kekurangan air bersih, sehingga harus bersusah payah membeli dengan harga yang cukup tinggi hanya demi beberapa liter air saja.

Sementara itu, Guntur Susilo, salah seorang aktivis peduli lingkungan mengatakan bahwa melalui aksi tersebut, diharapkan pemerintah dapat segera menyadari, merespon dan mengambil tindakan yang tepat.

“Semoga pemerintah dapat merespon aksi kami demi kebaikan dan keseimbangan alam Gunungkidul,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya