SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Karanganyar, Edy Darmawan, menilai kebijakan untuk harga vaksin gotong royong dari pemerintah pusat terlalu mahal.

“Sebenarnya secara umum program itu [vaksin gotong-royong] sangat baik karena membantu percepatan vaksinasi. Tapi kalau harganya [biaya vaksin] untuk satu karyawan saja mencapai Rp1 juta, ya pengusaha sangat terbebani,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Kamis (20/5/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk diketahui, pemerintah pusat sudah mengeluarkan keputusan harga yang ditetapkan untuk vaksin gotong royong. Harga tersebut diatur melalui peraturan Menteri Kesehatan yaitu harga satu dosis vaksin senilai Rp321.660 dengan keuntungan 20% tanpa pajak pertambahan nilai.

Baca juga: Dinkes Targetkan Vaksinasi Guru se-Kabupaten Karanganyar Rampung Pekan Depan

Tarif maksimal untuk pelayanan vaksinasi satu dosis senilai Rp117.910 yang digunakan oleh fasyankes dengan keuntungan 15%. Artinya, perusahaan harus mengeluarkan biaya Rp439.570 untuk satu vaksinasi belum dibebani pajak.

Sudah Kerepotan Membayar THR 

Aturan dua kali vaksinasi berarti memberikan beban vaksinasi untuk satu karyawan sebesar Rp879.140 atau sekitar Rp1 juta apabila dibebani pajak.

Edy Darmawan menyatakan pada momentum lalu perusahaan sudah kerepotan untuk membayar tunjangan hari raya (THR) kepada karyawan.

"Apalagi dengan vaksin yang sangat mahal seperti ini, pasti pengusaha memilih tidak untuk berpartisipasi," ungkapnya.

Baca juga: Hasil Lab Belum Keluar, Penyebab Keracunan Massal di Tukringin Karanganyar Belum Ketahuan

Edy mengungkapkan, sebelum muncul harga vaksin gotong-royong, sejumlah perusahaan di bawah payung Apindo Karanganyar sudah ikut mendaftar. Namun, pihaknya memprediksi manajemen perusahaan yang sudah mendaftar akan memilih untuk balik kanan.

“Kemarin memang beberapa sudah mendaftar dan sudah ikut beberapa tahap persyaratan. Tapi kemungkinan mereka akan mundur teratur. Tapi sampai saat ini saya belum mendapatkan laporan perkembangannya,” imbuh dia.

Edy mengatakan pembengkakan biaya akibat vaksin gotong-royong akan sangat terasa bagi perusahaan di daerah khususnya level menengah ke bawah.

Baca juga: Deg-Degan Bupati Karanganyar Tiap Hari Lihat Laporan Covid-19, Berharap Kasus Turun Juni

Dia mengkalkulasi, perusahaan di Karanganyar dengan level menengah setidaknya memiliki 1.000 karyawan. Artinya, biaya yang harus dikeluarkan untuk vaksin gotong-royong bisa mencapai Rp1 miliar.

Oleh karena itu, Edy berharap pemerintah bisa memberikan stimulus atau insentif bagi perusahaan dengan klasifikasi belum pulih atau di level kecil hingga menengah. Sehingga, perusahaan bisa memvaksinasi para karyawan untuk membangkitkan kembali ekonomi industri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya